close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PP Muhammidiyah gelar mukatamar secara hibrid, bahas isu-isu strategis. Ilustrasi alinea.id
icon caption
PP Muhammidiyah gelar mukatamar secara hibrid, bahas isu-isu strategis. Ilustrasi alinea.id
Dunia
Sabtu, 05 November 2022 12:27

PP Muhammadiyah gelar mukatamar secara hibrid, bahas isu-isu strategis

Jika biasanya kegiatan muktamar dilaksanakan selama empat hari, namun pada tahun ini, hanya diselenggarakan selama tiga hari.
swipe

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan Sidang Pleno I Muktamar ke-48 di Surakarta, Sabtu (5/11). Muktamar periode ini dilakukan secara hibrid atau kombinasi online dan offline.

Jika biasanya kegiatan muktamar dilaksanakan selama empat hari, namun pada tahun ini, hanya diselenggarakan selama tiga hari yakni pada pada Jumat-Minggu 18-20 November 2022. Itu tak lain karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

"Hari ini kita melakukan persidangan secara hibrid, maka insyaAllah kita sudah beradaptasi dengan ini, pembahasan dan persidangan akan berjalan lancar. Kalau pun ada kesulitan, kita akan mengatasinya dengan baik," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir dalam keterangannya, Sabtu.

Haedar mengatakan bahwa prosesi Muktamar secara hibrid merupakan tonggak baru bagi persyarikatan. Meski demikian, ia mengingatkan agar Sidang Pleno I ini mesti dikawal, bermarwah utama, memberikan uswatun hasanah, dan bermanfaat bagi semesta kehidupan.

Dalam Sidang Pleno I ini, Agus Taufiqurrahman bertindak sebagai pimpinan sidang. Kegiatan dalam sidang ini hanya mendengarkan tanggapan dari peserta muktamar atas materi muktamar yang telah disiapkan PP Muhammadiyah.

Ada pun isi dari materi muktamar ini meliputi laporan PPP Muhammadiyah 2015-2022, program Muhammadiyah 2022-2027, risalah Islam berkemajuan, dan isu-isu strategis keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyampaikan pengantar umum sebelum sidang berlangsung. Menurutnya, Muktamar secara hibrid ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah. Hal ini merupakan wujud dari paham Islam berkemajuan yang senantiasa fleksibel dan dinamis dalam merespons perubahan zaman.  

"Ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah, kita laksanakan sidang secara hybrid, yaitu online dan offline. Ada ratusan titik lokasi persidangan di seluruh Indonesia, semoga segalanya berjalan lancar," kata Mu’ti.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan