Pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Selasa (18/5) malam gagal menghasilkan pernyataan bersama mengenai konflik yang terus berlanjut antara militer Israel dan kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Namun, Prancis kemudian menyatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata.
Resolusi tersebut dihasilkan melalui koordinasi dan konsultasi dengan negara tetangga Israel, Mesir dan Yordania.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun menuturkan bahwa timnya telah mendengar dan mendukung usulan gencatan senjata Prancis.
Diplomat lain mengatakan, proposal itu berusaha untuk menghentikan permusuhan, tetapi juga memungkinkan akses kemanusiaan untuk masuk ke wilayah konflik.
Israel mulai melancarkan serangan udara ke sejumlah titik di Jalur Gaza pada 10 Mei. Langkah itu merupakan tanggapan atas serangan Hamas yang menembakkan roket ke arah Israel setelah pasukan Israel menggunakan kekerasan dalam menindak orang-orang Palestina di Yerusalem.
Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 217 warga Palestina, termasuk 63 anak-anak.
Sementara kelompok Palestina telah menewaskan 12 orang di Israel dengan roket mereka, kata polisi Israel.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, telah berulang kali memblokir adopsi pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hamas.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mendukung meningkatnya seruan untuk gencatan senjata dan mendesak militer Israel untuk bertindak tanpa kekerasan.
Hamas telah meluncurkan hampir 3.700 roket ke Israel sejak 10 Mei..
Krisis kemanusiaan semakin parah di daerah Gaza, dengan PBB mengatakan 72.000 warga Palestina telah mengungsi akibat pertempuran yang terjadi.
Namun, konvoi truk bantuan internasional yang mulai meluncur ke Jalur Gaza melalui sebuah perlintasan perbatasan dari Israel, Kerem Shalom, terhenti ketika Israel dengan cepat menutupnya lagi.
Serangan udara pada Senin (17/5) melumpuhkan satu-satunya laboratorium pengujian Covid-19 di Gaza.
Eskalasi terbaru dipicu setelah bentrokan terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem timur, salah satu situs paling suci Islam, serta rencana pengusiran warga Palestina dari Sheikh Jarrah oleh para pemukim Yahudi.