close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Protes terhadap Presiden Evo Morales di La Paz, Bolivia, Jumat (8/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
icon caption
Protes terhadap Presiden Evo Morales di La Paz, Bolivia, Jumat (8/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Dunia
Senin, 11 November 2019 11:22

Presiden Bolivia Evo Morales mundur

Presiden Evo Morales mengatakan akan mengajukan surat pengunduran diri ke Majelis Legislatif. Dia telah berkuasa selama hampir 14 tahun.
swipe

Pada Minggu (10/11), Presiden Bolivia Evo Morales mengatakan dia akan mengundurkan diri demi meredakan kekacauan yang telah mencengkeram negara Amerika Selatan itu akibat sengketa hasil pilpres.

Morales, yang telah berkuasa selama hampir 14 tahun, mengatakan dalam pidato yang disiarkan oleh televisi bahwa dia akan mengirimkan surat pengunduran dirinya untuk membantu memulihkan stabilitas.

"Saya akan mengirim surat pengunduran diri ke Majelis Legislatif," kata dia.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan bentrokan di jalan-jalan di La Paz dan beberapa bangunan terbakar pada Minggu malam setelah militer meminta Morales untuk mundur.

Menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung, Morales kemudian mentwit bahwa polisi memiliki surat perintah ilegal untuk menangkapnya dan kelompok penuh kekerasan telah menyerang kediamannya.

Namun, komandan pasukan polisi Bolivia membantah kabar itu dan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Morales.

Wakil Presiden Bolivia Alvaro Garcia Liner juga mengundurkan diri.

Kepergian Morales, tokoh politik sayap kiri, kemungkinan akan mengirimkan gelombang kejutan di seluruh kawasan pada saat sejumlah pemimpin yang berhaluan sayap kiri telah kembali berkuasa di Meksiko dan Argentina.

Sekutu Morales di Amerika Latin, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Argentina Alberto Fernandez, mengecam pengunduran dirinya sebagai hasil dari kudeta.

Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan negaranya akan menawarkan suaka kepada Morales jika dia membutuhkannya.

Di bawah Morales, Bolivia memiliki salah satu tingkat pertumbuhan ekonomi terkuat di kawasan dan tingkat kemiskinan pun turun drastis. Meski begitu, tekadnya untuk mengamankan masa jabatan keempat membuat banyak sekutu angkat kaki, bahkan sekutunya di komunitas pribumi.

Tekanan telah meningkat bagi Morales sejak dia dinyatakan sebagai pemenang pilpres dari hasil pemungutan suara pada 20 Oktober.

Kepala Angkatan Bersenjata Bolivia Jenderal Williams Kaliman pada Minggu mengatakan bahwa militer telah meminta Morales untuk mundur demi membantu memulihkan perdamaian dan stabilitas yang telah rusak akibat aksi unjuk rasa antipemerintah selama berminggu-minggu.

Kaliman menambahkan bahwa militer meminta rakyat Bolivia untuk menahan diri dari kekerasan dan kekacauan.

Morales telah sepakat untuk mengadakan pemungutan suara baru setelah laporan dari Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) mengungkapkan adanya penyimpangan serius dalam pilpres. Laporan OAS didasarkan pada audit dari proses pemungutan suara Pilpres Bolivia.

OAS menyatakan, hasil pemungutan suara harus dibatalkan setelah ditemukan manipulasi dari sistem pemungutan suara yang memenangkan Morales.

Hasil pemungutan suara pada 20 Oktober menunjukkan, Morales unggul lebih dari 10% atas rival utamanya, Carlos Mesa.

Memenangkan pertempuran

Pengunduran diri Morales dan wakil presidennya berarti belum jelas siapa yang akan memimpin Bolivia sembari menunggu hasil pemungutan suara baru.

Menurut hukum Bolivia, dengan tidak adanya presiden and wakil presiden, kepala senat akan mengambil alih sementara. Namun, Presiden Senat Adriana Salvatierra juga mundur pada Minggu malam.

Para legislator diperkirakan akan bertemu untuk menentukan komisi interim atau pejabat yang akan memiliki kontrol administratif sementara.

Kebuntuan pilpres merusak citra Morales yang telah membawa Bolivia melalui periode stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

"Warisannya akan dikompromikan," tutur Juan Cruz Diaz, direktur pelaksana dari perusahaan penasihat Amerika Latin, Cafeidas Group.

Luis Fernando Camacho, tokoh sipil dari Santa Cruz yang telah menjadi simbol oposisi, mengatakan bahwa laporan OAS jelas menunjukkan kecurangan pilpres.

"Hari ini kami memenangkan pertempuran," tutur Camacho di hadapan kerumunan pendukungnya di Ibu Kota La Paz.

Dia menambahkan, akan membutuhkan banyak waktu untuk memperbaiki tatanan konstitusional dan demokrasi Bolivia.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga menyambut seruan untuk mengadakan pemungutan suara baru demi memastikan pilpres yang bebas dan adil.

Sekutu Morales mundur

Ketika laporan audit OAS terbit pada Minggu, dukungan bagi Morales pun mulai runtuh. Sejumlah sekutunya segera mengundurkan diri, termasuk Menteri Pertambangan Cesar Navarro dan Wakil Presiden Majelis Rendah Victor Borda, yang merupakan anggota dari partai yang dipimpin Morales.

Kedua pejabat tersebut sama-sama mengutip rasa takut akan keselamatan keluarga mereka sebagai alasan untuk mundur.

Juan Carlos Huarachi, pemimpin serikat propemerintah, Pusat Pekerja Bolivia, mengatakan Morales perlu mundur jika itu akan membantu mengakhiri kekerasan yang telah pecah di negaranya.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah anggota polisi terlihat bergabung dengan protes antipemerintah, sementara militer menyatakan tidak akan menghalangi aksi protes tersebut.

Kantor Jaksa Agung Bolivia mengumumkan telah memerintahkan penyelidikan dengan tujuan menuntut para anggota komite pilpres dan pihak lain yang bertanggung jawab atas penyimpangan dalam pemungutan suara.

Morales, yang berkuasa pada 2006 sebagai pemimpin pribumi pertama Bolivia, telah membela kemenangannya dalam pilpres tetapi mengatakan akan tetap mematuhi temuan-temuan audit OAS.

"Manipulasi terhadap sistem komputer sangat besar sehingga harus diselidliki secara mendalam untuk sampai ke dasarnya," jelas laporan OAS.

OAS menegaskan, pemungutan suara baru harus segera dilakukan setelah kondisi memungkinkan, termasuk setelah dibentuknya komite pilpres baru.

Organisasi itu menambahkan bahwa secara statistik, tidak mungkin Morales dapat mengamankan selisih poin 10% yang diperlukan untuk memenangkan pilpres.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan