close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PM Israel Benjamin Netanyahu. Instagram/@b.netanyahu
icon caption
PM Israel Benjamin Netanyahu. Instagram/@b.netanyahu
Dunia
Kamis, 26 September 2019 10:48

Presiden Israel pilih Netanyahu untuk bentuk pemerintahan

Keputusan Presiden Rivlin tidak menjamin Netanyahu akan memimpin pemerintahan Israel berikutnya.
swipe

Presiden Israel telah memberikan mandat kepada Benjamin Netanyhu untuk membentuk pemerintahan koalisi. Namun, keputusan Reuven Rivlin tersebut tidak menjamin Netanyahu akan menjabat sebagai perdana menteri.

Netanyahu punya waktu enam minggu untuk membentuk koalisi mayoritas di parlemen Israel atau yang dikenal pula dengan sebutan Knesset.

"Tanggung jawab untuk membentuk pemerintahan akan diserahka kepada perdana menteri sekaligus pemimpin Likud Benjamin Netanyahu," demikian pengumuman dari kantor presiden.

Dengan Knesset yang terpecah-pecah, Netanyahu menghadapi perjuangan berat untuk mendapat dukungan setidaknya 61 dari 120 anggota parlemen. Jika upayanya gagal, Rivlin dapat menugaskan orang lain, yang kemungkinan besar adalah pemimpin oposisi, Benny Gantz.

Skenario tersebut hampir terjadi pada Mei lalu setelah Netanyahu gagal mengumpulkan koalisi menyusul hasil pemilihan serupa. Tetapi alih-alih memberi oposisi kesempatan untuk membentuk pemerintahan, Netanyahu malah mendorong pembubaran Knesset, memicu pemilu ulang dan memberinya peluang lagi.

Banyak yang khawatir pemilu ketiga pada tahun ini dapat terwujud jika kebuntuan terus berlangsung.

Sebelumnya, Presiden Rivlin telah mendorong dua partai utama untuk menyampingkan perbedaan mereka dan membentuk pemerintahan persatuan. Namun, gagasan ini macet.

PM memiliki sejumlah rute potensial untuk membentuk pemerintahan, tetapi banyak di antaranya membutuhkan anggota parlemen dari partai lawan untuk membelot. Jalan yang paling jelas adalah mendapat dukungan dari Avigdor Lieberman, pemimpin Partai Yisrael Beiteinu, yang mendapat delapan kursi.

Namun, Lieberman, seorang ultranasionalis sekuler, menolak bergabung dengan partai-partai keagamaan, yang dukungannya juga sangat dibutuhkan oleh Netanyahu.

Kebebasan Netanyahu juga berpotensi dipertaruhkan. Pekan depan, proses pra-sidang untuk tiga kasus korupsi yang menjeratnya akan dimulai. Jika Netanyahu dapat mempertahankan jabatannya, dia berkesempatan meloloskan RUU yang akan membuatnya kebal dari penuntutan.

Netanyahu telah membantah seluruh tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Komite pemilihan pusat telah merilis penghitungan suara resmi pada Rabu atas jajak pendapat yang diselenggarakan pada Selasa (17/9). Hasilnya menunjukkan margin tipis antara kedua partai utama, Likud dan aliansi Biru dan Putih.

Biru dan Putih unggul satu kursi, tetapi tidak ada partai yang mendapat cukup dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk koalisi mayoritas. Sementara itu, ketika Presiden Rivlin pada pekan ini meminta seluruh anggota parlemen untuk memilih seorang kandidat, Netanyahu menang tipis.

Ada sebuah preseden di Israel bagi lawan politik untuk melayani bersama setelah Yitzhak Shamir dan Shimon Peres bergantian menjabat perdana menteri pada pertengahan 1980-an, masing-masing setuju untuk menjabat selama dua tahun.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan