Dalam serangkaian acara peringatan 80 tahun sejak pecahnya Perang Dunia II, pada Minggu (1/9), Presiden Jerman Frank-Walter Stenimeier bersumpah negaranya tidak akan pernah melupakan kekejaman rezim Nazi.
Tentara Nazi Jerman menginvasi Polandia pada 1 September 1939, penyerangan itu memicu meletusnya PD II. Lebih dari 50 juta warga Polandia tewas akibat operasi Jerman yang saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler.
"Tidak ada tempat lain di mana saya merasa sulit untuk berbicara kepada Anda menggunakan bahasa asli saya, bahasa Jerman. Saya meminta maaf atas kesalahan sejarah yang telah Jerman perbuat dan saya mengakui tanggung jawab kami," kata dia di Pilsudski Square, Warsawa, Polandia.
Steinmeier dan Kanselir Jerman Angela Merkel bergabung dengan sejumlah kepala negara dalam upacara peringatan tersebut.
Acara peringatan lain diadakan di Wielun, tempat pertama yang diinvasi oleh Angkatan Udara Jerman, serta Westerplatter, tempat tembakan pertama pecah ketika kapal perang Jerman menyerbu garnisun Polandia.
"Sulit membayangkan bencana besar sejarah dan konflik bersenjata yang membawa konsekuensi paling berbahaya dalam sejarah umat manusia. Kita harus mengingatnya dan karena itu kita berkumpul di sini hari ini," kata Presiden Polandia Andrzej Duda dalam kesempatan yang sama.
Dalam nuansa penuh rekonsiliasi, para politikus menarik kesimpulan yang berbeda dari PD II. Ada nada penuh marah dalam pidato Duda ketika dia mengatakan seharusnya Eropa membantu negaranya melawan Nazi.
"Mungkin PD II tidak akan pernah terjadi jika negara-negara di barat melakukan perlawanan tegas terhadap ambisi Hitler," tegasnya.
Duda juga mengkritik negara-negara Eropa yang berupaya memulihkan hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, terutama setelah tindakannya di Georgia pada 2008 dan di Ukraina pada 2014.
"Memejamkan mata bukanlah cara untuk menjaga perdamaian. Itu justru cara sederhana untuk menyetujui serangan selanjutnya," kata dia.
Putin hadir pada peringatan serupa 10 tahun lalu, tetapi tidak diundang pada tahun ini.
Pemerintah Polandia berharap bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjadi tamu kehormatan, tetapi dia membatalkan pada menit terakhir dan mengirim wakilnya, Mike Pence, sebagai gantinya.
Dalam pidatonya, Pence berbicara banyak mengenai kekejaman Uni Soviet dan kejahatan Nazi. Dia juga memuji keberanian Polandia.
Sementara itu, Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans, yang menghadiri upacara peringatan di Westerplatter, memiliki pesan berbeda.
Dia mengatakan cara menghormati jiwa-jiwa yang berkorban dalam perang adalah dengan membangun toleransi, saling menghormati, dan mencabut akar permasalahan intoleransi.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengangkat masalah lainnya, menggunakan pidatonya di Westerplatte untuk menuntut Jerman membayar ganti rugi atas kehancuran yang Polandia derita selama perang.
"Kita harus membicarakan, mengingat, dan menuntut kebenaran terkait kerugian itu. Kita harus menuntut adanya kompensasi," kata dia.
Sedangkan pejabat Jerman bersikeras bahwa masalah ini sudah ditutup dan tidak akan dibahas lagi, mereka menegaskan tidak akan membayar ganti rugi. (The Guardian)