Tren perdagangan Indonesia-Vietnam yang terus meningkat beberapa waktu belakangan akan terus digali potensinya dan dikembangkan untuk kemajuan kedua negara. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama usai bertemu dengan Presiden Vietnam Trần Đại Quang di Istana Kepresidenan Vietnam, Hanoi, Selasa (11/9).
"Dalam tiga tahun belakangan ini tren perdagangan kita cukup baik dan mencapai nilai US$6,8 miliar. Kita ingin nantinya pada tahun 2020 perdagangan kita bisa mencapai US$10 miliar," ujarnya.
Salah satu upaya yang hendak dilakukan kedua negara, menurut Presiden Jokowi, ialah menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang saat ini masih terjadi termasuk ekspor produk otomotif Indonesia.
"Saya tadi telah meminta perhatian Presiden Trần Đại Quang agar hambatan-hambatan perdagangan dapat dihilangkan, termasuk produk-produk otomotif Indonesia," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan keinginan para investor Indonesia untuk mengembangkan investasinya di Vietnam. Untuk diketahui, lanjut Presiden Jokowi, investor Indonesia merupakan salah satu investor tertua dan pertama yang ada di Vietnam.
"Oleh sebab itu, tadi saya menitipkan kepada Presiden Trần Đại Quang untuk dapat melindungi investor Indonesia dan memberikan perlakuan yang adil dan baik," imbuhnya.
Lebih jauh, Indonesia dan Vietnam juga akan meningkatkan kerja sama di sejumlah bidang lainnya. Keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam hal pemberantasan pencurian ikan ilegal di perairan masing-masing.
"Oleh karena itu, pemerintah menandatangani joint communique IUU (illegal, unreported, and unregulated) Fishing pada kunjungan ini. Ini sangat penting artinya," kata Presiden.
Kemudian, baik Presiden Jokowi dan Presiden Trần Đại Quang juga sepakat untuk mengintensifkan penyelesaian pembahasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kedua negara.
Selain itu, di bidang perdamaian, Presiden Jokowi juga menyinggung masalah Laut China Selatan. Berkaitan dengan itu, Indonesia menyambut baik kemajuan dari proses negosiasi code of conduct di Laut China Selatan.
"Saya menyambut kemajuan yang telah dicapai dalam perundingan code of conduct. Hal ini tentu akan berkontribusi besar dalam memastikan Laut China Selatan menjadi kawasan yang aman, adil, dan damai," tegas Presiden.
Untuk diketahui, sebelum pernyataan pers bersama kedua pemimpin negara, dilakukan pertemuan bilateral yang dihadiri sejumlah menteri dari masing-masing negara. Dalam kesempatan itu, kedua negara telah menandatangani dua nota kesepahaman yang disaksikan langsung Presiden Jokowi dan Presiden Trần Đại Quang.
Kedua nota kesepahaman dimaksud ialah Rencana Aksi Kemitraan Strategis Indonesia-Vietnam 2019-2023 yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Indonesia dan menteri luar negeri Vietnam serta Komunike Bersama untuk memerangi penangkapan ikan ilegal serta mempromosikan tata kelola perikanan berkelanjutan yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Indonesia dan menteri pertanian dan pembangunan pedesaan Vietnam.
Turut hadir dalam pertemuan bilateral tersebut ialah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk Vietnam Ibnu Hadi.
Presiden Jokowi tiba di Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9) pukul 14.54 waktu setempat setelah menempuh perjalanan selama hampir empat jam dari Korea Selatan.
Tiba Bandar Udara Internasional Noi Bai, Presiden Jokowi dan rombongan disambut oleh Duta Besar RI untuk Vietnam Ibnu Hadi, Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Pham Vinh Quang, Kepala Protokol Negara Vietnam Mai Phuoc Dung, Kepala Kantor Presiden Vietnam Dao Viet Trung, dan Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam.
Setibanya di hotel tempat menginap selama berada di Hanoi, Jokowi dan istri disambut pula oleh sejumlah masyarakat Indonesia yang hidup di Vietnam. Mereka kompak mengenakan kaos merah bergambar peta Indonesia dengan tulisan "Selamat datang di Hanoi (dalam bahasa Vietnam) Bapak Presiden Joko Widodo".
Sore harinya, Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana langsung menuju Istana Kepresidenan Vietnam untuk memenuhi serangkaian upacara kenegaraan.
Selain memenuhi kunjungan kenegaraan, Jokowi juga dijadwalkan hadir sebagai panelis dalam World Economic Forum (WEF) on ASEAN yang diselenggarakan di National Convention Center (NCC), Hanoi pada Rabu (12/9). Forum ini mengangkat tema "ASEAN Priorities in the Fourth Industrial Revolution", membahas pentingnya mempersiapkan strategi-strategi yang kuat untuk menghadapi dampak-dampak dari era revolusi industri keempat itu.
Kunjungan kenegaraan di Vietnam ini berlangsung usai Jokowi dan rombongan berkunjung ke Korea Selatan pada 10-12 September 2018.