Presiden sementara Mali Assimi Goita, menjadi sasaran percobaan penusukan pada Selasa (20/7), demikian kata kepresidenan Mali dalam sebuah pernyataan.
Insiden itu terjadi saat salat di Masjidil Haram di ibu kota Bamako untuk memperingati hari raya Iduladha.
"Percobaan penikaman terhadap Presiden transisi Kolonel Assimi Goita terjadi di Masjid Agung Bamako. Penyerang segera ditundukkan oleh keamanan yang ketat. Investigasi sedang berlangsung," kata kepresidenan dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resminya.
Kolonel Assimi Goita, pemimpin dua kudeta dalam sembilan bulan di Mali, dilantik sebagai presiden transisi pada 7 Juni. Goita awalnya adalah wakil presiden sementara setelah memimpin kudeta Agustus lalu yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.
Pada Mei, ia memerintahkan penangkapan Presiden Bah Ndaw dan Perdana Menteri Moctar Ouane yang segera mengundurkan diri saat dalam tahanan. Dua orang ini kemudian dibebaskan. Pada bulan yang sama, Mahkamah Konstitusi Mali menyatakan Goita sebagai presiden sementara yang baru.
Pengadilan mengatakan dalam putusannya bahwa Goita harus mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pengunduran diri Ndaw untuk memimpin proses transisi ke kesimpulannya dan membawa gelar presiden transisi, kepala negara.
Keputusan itu membuat Mali berada di jalur yang berbenturan dengan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) yang beranggotakan 15 negara anggota, yang bersikeras bahwa transisi, yang akan berakhir dengan pemilihan pada Februari, tetap dipimpin oleh pihak sipil.
Uni Afrika (AU) juga menangguhkan negara Afrika Barat itu sebagai tanggapan atas kudeta militer.
"AU menyerukan pengembalian tanpa hambatan, transparan dan cepat ke transisi yang dipimpin sipil. Jika gagal, dewan tidak akan ragu untuk menjatuhkan sanksi yang ditargetkan," kata Dewan Perdamaian dan Keamanan AU.
Negara-negara tetangga Mali dan kekuatan internasional khawatir pemberontakan itu akan membahayakan komitmen untuk mengadakan pemilihan presiden pada Februari, dan merusak pertempuran regional melawan militan Islam, yang beberapa di antaranya berbasis di gurun Utara Mali.