close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta. Dok Reuters.
icon caption
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta. Dok Reuters.
Dunia
Rabu, 07 September 2022 12:14

Presiden Timor Leste sebut Indonesia calon investor Greater Sunrise

Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan China tertarik berinvestasi dalam proyek gas Greater Sunrise.
swipe

Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengatakan, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan China tertarik berinvestasi dalam proyek gas Greater Sunrise di perairan antara Timor Leste dan Australia.

Dilansir dari Reuters, Rabu (7/9), Ramos-Horta menyebut, tiga negara itu mau berinvestasi karena berusaha memecahkan kebuntuan dengan Australia dan operator Sunrise Woodside Energy Group (WDS.AX) mengenai cara mengembangkan ladang gas. Nantinya, pengembangan dilakukan baik dengan menyalurkan gas ke Timor Timur atau ke Darwin di Australia utara.

"Jadi Indonesia adalah investor potensial di Greater Sunrise. Kenapa tidak? Korea Selatan adalah salah satu investor potensial yang besar," kata Ramos-Horta dalam pidatonya di National Press Club di Canberra.

Sebagai informasi, dua ladang yang membentuk Greater Sunrise ditemukan pada 1974. Ladang itu menampung sekitar 5,1 triliun kaki kubik gas, serta 226 juta barel kondensat, sejenis minyak mentah ringan yang biasanya ditemukan dengan gas.

Pembangunan pertama kali terhenti oleh sengketa batas maritim yang diselesaikan pada 2018. Alasannya, karena ketidaksepakatan tentang apakah akan menyalurkan gas ke pabrik gas alam cair (LNG) baru di Timor Timur atau ke pusat LNG yang ada di Darwin.

Ramos-Horta mendesak Australia untuk mendukung rencana penyaluran gas ke Timor Lorosa'e. Dia mengatakan, proyek tersebut dapat memberikan pendapatan sebesar US$100 miliar dan manfaat pembangunan bagi negara tersebut.

Proyek ini adalah kunci masa depan Timor karena sumber pendapatan utamanya, yakni ladang minyak dan gas Bayu Undan, akan berhenti berproduksi akhir tahun ini. Oleh karenanya, negara itu hampir sepenuhnya bergantung pada dana minyaknya yang saat ini memegang US$18 miliar.

Ramos-Horta mengatakan, dia yakin Greater Sunrise akan dikembangkan. Bahkan, berkemungkinan bersamaan dengan ladang gas Abadi di luar Indonesia.

"Saya juga yakin pada akhirnya kami akan mencapai kesepakatan dengan Woodside dan anggota joint venture lainnya. Saya optimis tentang itu," katanya.

Dia menggemakan komentar oleh perusahaan minyak milik negara Timor Gap selaku pemangku kepentingan mayoritas di Sunrise. Komentar itu mengenai penelitian yang menunjukkan tidak ada hambatan ekonomi atau teknis untuk menyalurkan gas ke Timor Timur, meskipun ada tantangan melintasi parit laut dalam.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan