Presiden Chile Sebastian Pinera (69) telah mengumumkan reformasi yang bertujuan mengakhiri protes yang telah berlangsung berhari-hari. Dia bersumpah untuk meningkatkan dana pensiun sebesar 20% dan mengusulkan UU yang akan membuat negara membiayai perawatan medis yang mahal.
Pinera bahkan meminta maaf atas kegagalan pemerintah membendung ketidaksetaraan yang mendalam di ekonomi terbesar kelima di Amerika Latin itu.
"Memang benar bahwa masalah terakumulasi selama beberapa dekade dan pemerintah tidak dapat mengenali situasi tersebut ... Saya mengakuinya dan meminta maaf atas kurangnya kepekaan," kata Pinera.
Protes yang berlangsung di Chile dipicu oleh kenaikan tarif metro, kemudian meluas ke isu penghematan dan ketidaksetaraan. Lima belas orang dilaporkan meninggal sepanjang unjuk rasa dan lebih dari 5.000 lainnya ditahan.
Berbicara dari istana kepresidenan di Santiago, Pinera menuturkan dia telah menerima pesan yang jelas dari warga Chile.
Pinera mengatakan dia berharap mengubah protes yang diwarnai kekerasan menjadi peluang bagi Chile untuk menebus waktu yang hilang, mengambil langkah yang nyata dan mendesak untuk menyelesaikan isu kesenjangan.
Selain itu, Pinera juga bersumpah untuk meningkatkan upah minimum serta memperkenalkan tax bracket baru. Tarif listrik juga akan dipangkas di bawah rencana reformasi. Upah minimum dijanjikan US$480 per bulan.
Chile adalah salah satu yang paling makmur di kawasan, namun di lain sisi, juga merupakan negara yang memiliki tingkat ketimpangan yang tinggi.
Sepuluh kota telah ditempatkan di bawah status darurat, di mana jam malam juga diberlakukan. Aksi penjarahan dan pembakaran mewarnai hari-hari unjuk rasa.
Banyak sekolah dan toko tutup pada Selasa (22/10) di Santiago dan sejumlah kota lain. Antrean juga terjadi di tempat pengisian bahan bakar.
Di Santiago, massa merusak fasilitas metro. Perbaikan diperkirakan akan menelan biaya setidaknya US$200 juta. Metro masih berfungsi, namun tidak seluruhnya.
Respons pasukan keamanan terhadap demonstrasi telah menjadi sorotan. Pada Selasa, seorang juru bicara pemerintah mentwit bahwa angkatan bersenjata telah terlibat dalam empat dari 15 kematian sejak protes dimulai.
Salah satu yang terbunuh adalah seorang lelaki berusia 22 tahun yang dilaporkan ditabrak truk militer di Kota Talcahuano. (BBC dan Reuters)