Presiden Ekuador untuk sementara waktu memindahkan operasional pemerintahan dari Quito ke kota pelabuhan Guayaquil di tengah protes yang dipicu oleh berakhirnya subsidi BBM.
Dalam sebuah pidato televisi, Presiden Lenin Moreno mengatakan, dia tidak akan mundur gara-gara protes. Dia menuduh lawan-lawannya berusaha menggerakkan kudeta.
Pemindahan operasional pemerintahan untuk sementara waktu ini dilakukan setelah terjadi banyak protes dan blokade jalan yang dipimpin oleh kelompok-kelompok adat.
Ratusan orang telah ditangkap di tengah kerusuhan terburuk selama bertahun-tahun. Menteri Dalam Negeri Paula Romo mengklaim bahwa telah ada 477 penangkapan sejak Kamis lalu, terutama karena vandalisme.
Protes yang dipimpin oleh penduduk asli telah menjatuhkan tiga presiden dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam pidatonya pada Senin (7/10) malam, Moreno mengatakan, protes tersebut bukan manifestasi dari ketidakpuasan sosial sebagai protes terhadap keputusan pemerintah.
"Penjarahan, vandalisme dan kekerasan menunjukkan ada motif politik yang terorganisir di sini untuk mengacaukan pemerintah dan memecah tatanan konstitusional, memecah tatanan demokratis," kata dia.
Dia menambahkan bahwa pendahulunya dan mantan sekutunya yang menjadi musuh bebuyutannya, Rafael Correa, serta Presiden Venezuela Nicolas Maduro berada di balik rencana destabilisasi.
Gerakan politik Social Commitment, yang dipimpin Correa, menolak tuduhan tersebut.
Moreno menegaskan bahwa keputusan untuk memindahkan operasional pemerintahan dibuat sesuai dengan kekuatan konstitusional yang dimilikinya.
Selain itu, pada Senin, Kementerian Energi Ekuador mengumumkan pula bahwa kegiatan di tiga ladang minyak di wilayah Amazon telah ditangguhkan karena penyitaan fasilitas oleh sekelompok orang. Demikian dilansir AFP.
Penyitaan memengaruhi 12% dari produksi minyak negara itu. Tidak diidentifikasi kelompok mana yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Merespons kerusuhan, Moreno telah mengumumkan status darurat nasional selama dua bulan.
Mengapa subsidi BBM dicabut?
Menurut Moreno, subsidi BBM yang menelan biaya US$1,3 miliar per tahun tidak lagi terjangkau. Penghapusan subsidi, yang diperkenalkan pada 1970-an, adalah bagian dari rencananya untuk menopang perekonomian Ekuador yang lesu dan meringankan beban utangnya.
Pemerintah Ekuador telah sepakat untuk memangkas pengeluaran publik sebagai bagian dari kesepakatan pinjaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Perjanjian, yang ditandatangani pada Maret, tersebut memungkinkan Ekuador meminjam US$4,2 miliar.