Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako, merayakan hari jadi ke-18 pada Minggu (1/12). Ini akan menjadi ulang tahun terakhirnya sebagai siswi SMA, dia bersiap untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi mulai musim semi mendatang.
DPR Jepang menolak untuk berkomentar terkait universitas mana yang sedang dipertimbangkan Aiko.
Remaja yang gemar bermain selo itu kini tengah menempuh tahun terakhirnya di Gaukushuin School di Tokyo. Menurut Badan Rumah Tangga Kekaisaran, Aiko kerap bercerita mengenai pengalaman sekolahnya dengan Naruhito dan Masako.
Badan itu melaporkan bahwa Aiko aktif di sekolah. Dia merayakan kemenangan kelasnya dalam sebuah kompetisi olahraga pada September dan pada November, dia menari di festival sekolahnya.
Dalam kunjungannya ke Tochigi dengan orang tuanya pada Agustus, Putri Aiko menyempatkan diri untuk berbicara dengan seorang siswi yang seumuran dengannya.
"Kita berada dalam situasi yang sama, jadi mari kita sama-sama melakukan yang terbaik," kata dia pada saat itu.
Lebih lanjut, Badan Rumah Tangga Kekaisaran menjelaskan, karena saat itu masih belum cukup umur, Aiko tidak dapat menghadiri upacara dan ritual pelantikan ayahnya menaiki Takhta Krisan pada 1 Mei.
Menurut Hukum Rumah Tangga Kekaisaran Jepang, sang putri tidak dapat naik takhta karena gelar itu hanya berhak diklaim oleh anak laki-laki. Jumlah ahli waris yang menyusut mendorong para politikus mempertimbangkan perubahan demi menyelamatkan garis suksesi kekaisaran.
Jajak pendapat Kyodo pada Oktober menunjukkan bahwa 81,9% masyarakat mendukung Jepang diperintah oleh seorang permaisuri. (Japan Times dan Asahi Shimbun)