Raja Thailand Maha Vajiralongkorn (67) mengisolasi diri di sebuah hotel mewah di Jerman. Dia memesan seluruh hotel untuk dirinya sendiri, 20 selir wanita, dan sejumlah pelayan yang dibawanya.
Pandemik coronavirus jenis baru telah memaksa banyak orang di seluruh dunia melakukan karantina mandiri di kediaman mereka untuk mencegah penyebaran virus.
Media Jerman melaporkan bahwa hampir semua hotel dan tempat penginapan lainnya ditutup akibat coronavirus jenis baru. Namun, Raja Vajiralongkorn telah diberi izin khusus oleh dewan distrik setempat untuk tinggal di hotel bintang empat, Grand Hotel Sonnenbichl, di Kota Garmisch-Partenkirchen.
Menurut tabloid Jerman, Bild, Vajiralongkorn membawa 20 selir dan beberapa pelayan. Laporan tersebut menyatakan bahwa sebelumnya, raja membawa lebih banyak pelayan, tetapi sebanyak 119 dipulangkan ke Thailand karena diduga memiliki gejala Covid-19.
Ketika berita tentang Raja Vajiralongkorn menjadi viral di Thailand, beberapa netizen lokal melampiaskan amarah mereka di media sosial dengan memviralkan tagar #WhyDoWeNeedaKing dalam bahasa Thailand di Twitter pada Minggu (29/3).
Menghina raja atau keluarga kerajaan adalah pelanggaran serius di Thailand. Lese majeste di negara itu dinilai sebagai salah satu yang paling keras di dunia, warga yang mengkritik kerajaan berisiko dipenjara hingga 15 tahun.
Sebelum menikahi Ratu Suthida, Raja Vajiralongkorn telah tiga kali menikah. Istri pertamanya adalah Soamsawali, keduanya cerai pada 1993, kemudian pada 1994-1996 dia menikah dengan Yuvadhida Polpraserth, setelah itu pada 2001-2014 dia bersama Srirasmi Suwadee.
Kementerian Kesehatan Thailand pada Selasa (1/4) melaporkan 127 kasus infeksi baru Covid-19. Dengan demikian total kasus positif di negara itu menjadi 1.651, termasuk 10 pasien yang meninggal dan 342 yang dinyatakan pulih.
Setelah pertemuan kabinet pada Selasa (1/4), Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan bahwa dia dapat memperpanjang status keadaan darurat hingga satu atau dua bulan jika situasi Covid-19 di negaranya tidak membaik.
"Pemerintah terus meninjau situasi," kata Prayut. "Melihat kondisi saat ini, kami tidak mungkin segera mengangkat status keadaan darurat."
Keadaan darurat mulai berlaku di Thailand sejak diumumkan PM Prayut pada 26 Maret hingga 30 April.
Prayut menambahkan bahwa beberapa pembatasan yang diterapkan akibat keadaan darurat dapat dilonggarkan jika situasi di dalam negeri mulai membaik.
Dia memperingatkan, jika mayoritas orang masih tidak mematuhi imbauan pemerintah terkait pembatasan sosial, maka dia akan menangguhkan semua sistem transportasi umum. (India Today, Daily Sabah, dan Xinhua)