close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Aktivis RAN mengadakan aksi protes di sekitar area pembangunan Stadiun Nasional baru, salah satu arena pertandingan Olimpiade Tokyo karena melanggar Kode Sumber. Dokumentasi RAN
icon caption
Aktivis RAN mengadakan aksi protes di sekitar area pembangunan Stadiun Nasional baru, salah satu arena pertandingan Olimpiade Tokyo karena melanggar Kode Sumber. Dokumentasi RAN
Dunia
Jumat, 06 Agustus 2021 16:46

RAN: Penyelenggara Olimpiade Tokyo lakukan pencitraan palsu

Kecaman dilakukan karena penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memakai kayu lapis dari hutan hujan tropis kritis di Asia.
swipe

Rainforest Action Network (RAN) menyoroti pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 lantaran pembangunan fasilitasnya disuplai dari kayu lapis dengan menghancurkan hutan hujan tropis kritis di Asia. Padahal, berkomitmen mengurangi dampak iklim dan mempromosikan konsumsi berkelanjutan dan bertanggung jawab.

“Ini merupakan ironi karena stadion yang dibangun dengan mengorbankan hutan hujan tropis kini kosong tanpa penonton, namun otoritas penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 tetap mengabaikan laporan kami yang jelas-jelas menunjukkan adanya pelanggaran terhadap komitmen keberlanjutan yang tercantum dalam Kode Sumber yang Berkelanjutan untuk pengadaan bahan baku Olimpiade Tokyo," ucap perwakilan RAN Jepang, Toyo Kawakami, Jumat (6/8).

"Pihak penyelenggara telah melakukan pencitraan palsu dari pemasaran hijau untuk tampil seolah-olah mereka menepati janji keberlanjutan mereka," imbuh dia dalam keterangan tertulis.

RAN pun berpendapat, strategi iklim positif Olimpiade Tokyo gagal mempertimbangkan jejak karbon dari ketergantungannya pada kayu tropis untuk kayu lapis bekisting beton. Padahal, dalam Rencana Keberlanjutan bertujuan mengatasi emisi dari proses konstruksi—satu-satunya kriteria yang relevan untuk kayu lapis bekisting dengan memanfaatkan kayu lapis daur ulang dan kayu Jepang.

Kawakami melanjutkan, RAN sebelumnya telah memperingatkan Komite Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo tentang risiko penggunaan kayu lapis tropis sebelum membangun Stadion Nasional baru. Namun, tidak diindahkan hingga RAN mendapati penggunaan kayu lapis ShinYang dari Sarawak, Malaysia, di lokasi pembangunan. 

Pembangunan Stadion Nasional memakai kayu lapis dari kelompok perusahaan Sarawak bernama ShinYang untuk bekisting betonnya, korporasi yang berulang kali dikaitkan dengan pembalakan, konflik lahan, dan praktik tidak berkelanjutan. Karena peringatan tersebut, penggunaan kayu lapis dari Sarawak diganti kayu lapis asal Indonesia.

RAN diketahui melayangkan keluhan disertai bukti kepada Pemerintah Metropolitan Tokyo (TMG) dan Japan Sport Council (JSC) pada November 2018 atas pelanggaran Kode Sumber terkait penggunaan kayu asal hutan hujan untuk pembangunan stadion Ariake Arena dan Stadion Nasional baru.

Setahun berselang, TMG merespon dengan menolak untuk memproses pengaduan atas kasus perusakan habitat orangutan PT Tunas Alam Nusantara (TAN) berdasarkan investigasi internal melalui pemasoknya tanpa berkonsultasi dengan RAN. Keputusan serupa diikuti JSC pada 16 Januari 2020.

Sementara itu, Laporan Keberlanjutan Olimpiade menjelaskan, mekanisme pengaduan sebagai alat untuk memastikan keberlanjutan Olimpiade. Namun, RAN berpendapat, mekanisme tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya lantaran penyelenggara gagal mengungkapkan berapa banyak kayu Korindo yang dipakai dan menolak 6 pengaduan yang diajukan atas penggunaan kayu Korindo kecuali mengungkapkan sebagian asal kayu yang dipakai.

Bagi RAN, papar Kawakami, penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mestinya berbuat lebih banyak untuk memastikan kegiatan meninggalkan warisan yang berkelanjutan baik di negara tuan rumah maupun seluruh dunia, terutama di negara-negara asalnya. Penyelenggara pun mesti menegakkan standar keberlanjutan yang ketat dengan memantau dan meminta pertanggungjawaban tuan rumah yang tidak mematuhi standar lingkungan dan sosial tertinggi.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan