Ratu Elizabeth II mengatakan, keluarga Kerajaan Inggris akan membahas tuduhan rasisme di dalam Istana Buckingham.
Tuduhan terkait tindakan rasialis diungkit Pangeran Harry dan Meghan Markle, Duchess of Sussex, dalam wawancara eksklusif dengan Oprah Winfrey pada akhir pekan lalu.
Komentar Elizabeth merupakan yang pertama sejak wawancara itu tayang, di mana Harry dan Meghan juga memerinci kurangnya dukungan dari keluarga kerajaan terkait masalah kesehatan mental mereka.
"Seluruh keluarga kerajaan sedih mengetahui sepenuhnya betapa menantang beberapa tahun terakhir ini bagi Harry dan Meghan," kata Ratu Elizabeth II dalam pernyataannya, Selasa (9/3).
Dia menyatakan, isu yang dibahas, khususnya terkait ras, sangat memprihatinkan.
"Meskipun beberapa ingatan mungkin berbeda, peristiwa ini ditanggapi dengan sangat serius dan akan ditangani oleh keluarga secara pribadi," tambahnya.
Ratu Elizabeth II menekankan, Pangeran Harry, Meghan, dan anak mereka, Archie, akan selalu menjadi bagian dari anggota keluarga kerajaan yang sangat dicintai.
Sebelum pernyataan Elizabeth, keluarga kerajaan tidak menanggapi wawancara yang disiarkan CBS pada Minggu (7/3) dan penyiar Inggris, ITV, pada Senin (8/3).
Menurut BBC dan sejumlah media Inggris lainnya, Istana Buckingham mengadakan pertemuan untuk membahas krisis tersebut. Anggota keluarga kerajaan senior dilaporkan berdiskusi tentang bagaimana membatasi dampak dari wawancara.
Dalam wawancara dengan Oprah, Harry dan Meghan mengungkapkan, seorang anggota keluarga kerajaan mempertanyakan warna kulit apa yang mungkin dimiliki anak mereka yang belum lahir.
Meghan, perempuan ras campuran atau biracial pertama di keluarga Kerajaan Inggris, tidak mengungkapkan siapa yang memberikan komentar tersebut.
"Saya pikir itu akan sangat merusak bagi mereka," jelasnya dalam wawancara tersebut.
Dalam kunjungan publik ke pusat vaksinasi Covid-19 di London pada Selasa (9/3), Pangeran Charles ditanyai pendapatnya tentang wawancara oleh seorang reporter Sky News, tetapi dia tidak berkomentar.
Oprah kemudian mengklarifikasi, anggota kerajaan yang memberikan komentar tersebut bukanlah Ratu Elizabeth II atau Pangeran Philip.
Wawancara berudasi dua jam tersebut dilaporkan telah ditonton oleh 17,1 juta pemirsa di Amerika Serikat. Lebih dari 12 juta pemirsa menonton tayangan di Inggris.
Selain tuduhan terkait rasisme, wawancara tersebut berisi klaim yang merusak, bahwa istana gagal memberikan dukungan kepada Meghan ketika mengalami masalah kesehatan mental yang membuatnya merasa ingin bunuh diri.
Duke dan Duchess of Sussex berbicara tentang tekanan kehidupan kerajaan. Mereka juga mengatakan, didorong untuk meninggalkan Inggris dan mundur dari peran mereka sebagai anggota aktif keluarga kerajaan pada awal 2020 akibat pemberitaan buruk dari pers di Inggris.
Meskipun demikian, pasangan tersebut juga menyatakan, keluarga kerajaan menyambut baik Meghan ketika keduanya mulai berhubungan pada 2016.
Meghan kemudian mengatakan, sang ratu selalu sangat baik padanya.
Wawancara tersebut membuat para komentator dan koresponden kerajaan mempertanyakan seberapa merusak tuduhan tersebut bagi keluarga kerajaan, sebuah lembaga yang telah bekerja untuk menjaga citra publik tentang tugas dan kesopanan serta selalu berusaha agar urusan internal keluarga terhindar dari sorotan publik.
Setelah wawancara tersebut, ada dukungan publik yang luas bagi Meghan. Sementara itu di Inggris, negara di mana kebanyakan orang cenderung menjunjung tinggi Ratu Elizabeth II, reaksinya lebih beragam.
Jajak pendapat milik YouGov pada Selasa mengungkapkan, 40% responden lebih menaruh simpati terhadap Ratu Elizabeth II dan keluarga kerajaan, hanya 24% bersimpati terhadap Harry dan Meghan, sementara sisanya mengatakan mereka tidak bersimpati kepada siapa pun. (CNBC)