close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengunjung berdoa di Kuil Yasukuni menjelang peringatan menyerahnya Jepang saat Perang Dunia II di Tokyo, Jepang, Rabu (14/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon
icon caption
Pengunjung berdoa di Kuil Yasukuni menjelang peringatan menyerahnya Jepang saat Perang Dunia II di Tokyo, Jepang, Rabu (14/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Dunia
Kamis, 15 Agustus 2019 14:23

Rayakan Hari Pembebasan, Korea Selatan ajak Jepang berdialog

Korea Selatan memperingati 15 Agustus sebagai Hari Pembebasan Nasional dari Jepang.
swipe

Pada peringatan Hari Pembebasan Korea Selatan dari Jepang, Presiden Moon Jae-in pada Kamis (15/8) mendesak Tokyo untuk merenungkan masa lalunya. Selain itu, dia juga menawarkan dialog untuk memperbaiki hubungan dua negara tetangga yang tegang.

Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan saat ini disebut berada pada titik terendah sejak relasi keduanya dinormalisasi pada 1965. Pemicunya adalah isu pembayaran kompensasi pekerja paksa Perang Dunia II dan pertikaian dagang yang merusak.

Dalam pidatonya yang menandai Hari Kemerdekaan Korea Selatan dari pemerintahan Jepang, Presiden Moon menurunkan retorika kerasnya.

"Kami berharap bahwa Jepang akan memainkan peran utama bersama dalam memfasilitasi perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur sambil merenungkan masa lalunya yang membawa kemalangan bagi negara-negara tetangga," kata Presiden Moon dalam pidato yang disiarkan secara nasional.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jika Jepang memilih jalur dialog dan kerja sama, kami dengan senang hati akan bergandengan tangan."

Sementara itu, menandai akhir Perang Dunia II yang ditandai dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu, Perdana Menteri Shinzo Abe pada Kamis mengirim sajen ke Kuil Yasukuni yang kontroversial. Kuil yang berada di pusat Tokyo tersebut dibangun Kaisar Meiji untuk mengenang sekitar 2,5 juta orang Jepang yang gugur semasa Restorasi Meiji.

Kuil Yasukuni menjadi kontroversi karena juga dipakai sebagai tempat persemayaman arwah 14 penjahat Perang Dunia II. Kuil ini mencatat semua nama tanpa prasangka. Semua orang dianggap sederajat tanpa memandang status sosial, jasa-jasa mereka semasa hidup atau sejumlah faktor lainnya. Satu-satunya persyaratan untuk dapat diabadikan di kuil ini adalah meninggal untuk Kekaisaran Jepang. 

Ikut dimasukkannya nama para penjahat perang tersebut telah menyebabkan ketegangan politik, terutama dengan China dan Korea Selatan yang berpendapat, Jepang mengingkari semua kesalahannya semasa Perang Dunia II.

Sejak menjabat, Abe pernah sekali mengunjungi Kuil Yasukuni. Namun, selama ini dia rutin mengirim persembahan pada 15 Agustus dan juga selama festival musim semi dan musim gugur di kuil itu.

Ingatan pahit tentang penjajahan Jepang 1910-1945 sudah sejak lama membayangi relasi bilateral Tokyo-Seoul.

Abe, yang berbicara dalam sebuah upacara untuk menghormati mereka yang gugur akibat perang, mengatakan bahwa Jepang telah mengukir pelajaran sejarah mendalam dan berjanji tidak akan pernah mengulangi kengerian perang.

"Untuk menciptakan era baru perdamaian yang penuh harapan, kami akan berusaha keras untuk bekerja sama dengan komunitas internasional," tutur Abe.

Dalam kesempatan yang sama dengan PM Abe, Kaisar Jepang Naruhito juga mengungkap penyesalan mendalam atas masa lalu yang melibatkan Jepang. Kaisar baru itupun berdoa bagi perdamaian global.

Naruhito, menjadi kaisar pertama Jepang yang lahir setelah perang.

Hubungan antara Korea Selatan-Jepang memburuk setelah Mahkamah Agung Korea Selatan tahun lalu memutuskan bahwa perusahaan Jepang harus memberikan kompensasi kepada warga Korea Selatan yang dipekerjakan secara paksa selama Perang Dunia II.

Menurut Tokyo, persoalan kompensasi tersebut telah diselesaikan di bawah perjanjian 1965, yang juga menjadi dasar normalisasi hubungan kedua negara.

Ketegangan kian terasa setelah Jepang memperketat kontrol tiga bahan berteknologi tinggi ke Korea Selatan. Bahan-bahan tersebut sangat penting bagi Samsung dan perusahaan-perusahaan Korea Selatan lainnya yang merupakan produsen semikonduktor.

Jepang membantah kebijakan tersebut sebagai balasan atas keputusan Mahkamah Agung Korea Selatan. Tidak berhenti sampai di situ saja, Tokyo juga menghapus Seoul dari daftar negara-negara yang menikmati kontrol ekspor minimum atau daftar putih. 

Korea Selatan tidak tinggal diam. Mereka mengambil langkah serupa dengan menyingkirkan Jepang dari daftar mitra dagang tepercayanya.

Pada Kamis, Menteri Perdagangan Jepang mengulang seruan agar Korea Selatan menjelaskan alasan di balik kebijakannya tersebut.

Wakil Menteri Luar Negeri Jepang dan Korea Selatan disebut akan bertemu dalam pekan ini di Guam. Tidak ada rincian lain terkait kabar ini.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan