close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sebuah kendaraan water cannon polisi huru-hara menyemprotkan air ke arah pengunjuk rasa di Santiago, Chile, Senin (21/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Ivan Alvarado
icon caption
Sebuah kendaraan water cannon polisi huru-hara menyemprotkan air ke arah pengunjuk rasa di Santiago, Chile, Senin (21/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Ivan Alvarado
Dunia
Selasa, 22 Oktober 2019 13:34

Redam protes, Presiden Chile janjikan kontrak sosial baru

Presiden Pinera mengatakan dia akan bertemu dengan para pemimpin oposisi untuk menyepakati kontrak sosial baru.
swipe

Presiden Sebastian Pinera pada Senin (21/10) menuturkan bahwa dia akan bertemu dengan para pemimpin oposisi untuk menyepakati kontrak sosial baru demi mengurangi kesenjangan. Pernyataannya tersebut datang di tengah unjuk rasa yang dipicu kenaikan tarif transportasi umum berlangsung selama berhari-hari.

Pinera bicara dengan nada damai dalam pidato yang disampaikannya dari Istana Moneda di Santiago setelah sebelumnya melontarkan pernyataan keras pada Minggu (20/10), dengan mengatakan negara itu tengah berperang melawan perusak.

"Jika kadang-kadang saya bicara kasar ... Itu karena saya marah melihat kerusakan dan rasa sakit yang disebabkan oleh kekerasan," kata pemimpin konservatif berusia 69 tahun itu.

Ribuan warga Chile berduyun-duyun ke pusat kota Santiago pada Senin untuk memprotes biaya hidup yang tinggi setelah pada akhir pekan aksi penjarahan, pembakaran dan bentrok dengan pasukan keamanan menewaskan 11 orang.

Protes disebut mencerminkan kemarahan yang meningkat atas ketimpangan ekonomi yang intens di Chile, serta sistem kesehatan, pendidikan dan pensiun yang dianggap banyak orang tidak memadai.

Sepanjang Senin, para demonstran menyebar di sepanjang jalan-jalan utama. Mereka tetap beraksi hingga lewat pukul 20.00, melanggar jam malam, sebelum militer membubarkan mereka secara bertahap dengan meriam air, gas air mata dan bujukan verbal.

Setelah sempat menjuluki pemrotes sebagai penjahat, kali ini, Pinera menunjuk kelompok kecil pengacau yang telah mengobrak-abrik kios pasar, supermarket dan usaha-usaha kecil. 

"Kami ingin memperbaiki tidak hanya kerusakan fisik tetapi juga kerusakan moral yang menyebabkan tindakan kekerasan," kata dia.

Dia bersumpah untuk menemukan cara demi mengurangi biaya layanan dasar seperti listrik dan tol, meningkatkan anggaran pensiunan dan mengurangi harga obat-obatan serta daftar tunggu medis.

"Saya sangat menyadari bahwa ini adalah langkah pertama dan masih banyak yang harus kami lakukan," ujar Pinera.

Layanan bus dan metro sebagian kembali beroperasi pada Senin, tetapi banyak orang memilih untuk bergabung dengan demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun di negara yang umumnya merupakan salah satu yang paling stabil di Amerika Latin.

Para pejabat pada Minggu malam menuturkan bahwa industri pertambangan tembaga negara itu, yang terbesar di dunia, beraktivitas secara normal. Namun, serikat pekerja tambang tembaha Escondida BHP mengumumkan pemogokan sepanjang hari pada Selasa (22/10) sebagai bentuk solidaritas atas protes.

Ada pun Menteri Keuangan Felipe Larrain menegaskan bahwa kerusuhan tidak diragukan memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Sementara itu, Menteri Kesehatan Jaime Manalich mengungkapkan bahwa 239 warga sipil terluka dalam kerusuhan pada tiga hari terakhir, sementara jumlah korban tewas 11 orang.

Komisioner Tinggi PBB Michelle Bachelet, yang juga mantan Presiden Chile, pada Senin telah menyerukan penyelidikan independen atas kematian para pengunjuk rasa pada akhir pekan atas dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan keamanan.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan