Sebagian besar hubungan Israel dengan sejumlah negara muslim dan Arab tidak diketahui publik. Demikian pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (16/2) malam.
PM Netanyahu menambahkan bahwa Israel telah memperdalam hubungannya dengan banyak negara muslim dan Arab. Dia menyatakan bahwa salah satu satu hasil dari peningkatan relasi tersebut adalah penerbangan perdana pesawat Israel di wilayah udara Sudan pada Sabtu (15/2), kurang lebih dua pekan setelah pertemuannya dengan Abdel Fattah al-burhan, kepala dewan kedaulatan Sudan, di Kota Entebbe, Uganda.
Sejumlah pejabat Israel bulan lalu telah mengungkapkan bahwa Israel dan Sudan sepakat bergerak ke arah normalisasi hubungan untuk pertama kalinya.
Pernyataan PM Netanyahu pada Minggu malam disampaikan di hadapan The Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations (CoP). Dalam kesempatan yang sama, dia memuji kekuatan Israel di Timur Tengah dan menyatakan bahwa tanpa Negara Israel, tidak ada masa depan bagi orang-orang Yahudi.
PM Netanyahu menuturkan pula bahwa dia telah mengembangkan kebijakan untuk menunjukkan kekuatan kepada musuh-musuh Israel di kawasan, sehingga mengesankan mereka bahwa negara Yahudi itu tidak akan pernah dapat ditumbangkan.
Dia menambahkan bahwa "akumulasi kekuatan" telah menyebabkan perubahan besar dalam sikap tetangga terhadap Israel, yang mengakibatkan meningkatnya hubungan antara negara itu dengan negara-negara muslim dan Arab yang mengelilinginya.
"Hampir tidak ada satu pun negara muslim atau Arab yang tidak memiliki hubungan mendalam dengan kami ... Satu tahun lalu, Sara (istri Netanyahu) dan saya melakukan kunjungan mengharukan ke Oman, dan dua pekan lalu kamu bertemu dengan Presiden Sudan," kata Netanyahu.
"Sudan menjadi tuan rumah konferensi yang menghasilkan sikap 'Three No's' dan sekarang kami sedang membahas normalisasi yang cepat. Untuk pertama kalinya pesawat Israel terbang di atas langit Sudan kemarin. Kami sekarang memiliki penerbangan yang melintasi langit Sudan langsung menuju ke Amerika Selatan, dan orang-orang dapat transit di Chad, yang juga menormalisasi hubungan dengan kami baru-baru ini."
Menurut seorang pejabat Israel, pesawat yang dimaksud PM Netanyahu melintasi wilayah udara Sudan adalah jet eksekutif pribadi bukan penerbangan dengan maskapai nasional Israel, El Al.
PM Netanyahu melanjutkan, "Apa yang Anda lihat adalah sekitar 10%, ada perubahan besar dan itu datang karena Israel sekarang adalah kekuatan untuk bersaing, dan berkolaborasi dengan Israel membantu Anda memastikan masa depan rakyat Anda."
"Mengamankan keselamatan rakyat jelas sesuatu yang dipikirkan semua orang, dan jelas pula bahwa ancaman keamanan terbesar bagi negara-negara Timur Tengah dan dunia adalah upaya Iran untuk mempersenjatai diri dengan senjata nuklir," ungkap PM Netanyahu.
Dia pun kembali mengulang pernyataan yang kerap dilontarkannya, "Israel tidak akan pernah membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir. Kami tidak akan membiarkan Iran berakar di halaman belakang kami di Suriah." (The Jerusalem Post dan The Times of Israel)