Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal ke dua pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Serangan tersebut merupakan balasan atas kematian Qasem Soleimani pemimpin Pasukan Quds, unit elite Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Merespons serangan Iran tersebut, Presiden Donald Trump mentwit, "Semua baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Korban dan kerusakan tengah diteliti sekarang. So far, so good! Kita punya militer terkuat dan terlengkap di seantero jagat raya! Saya akan membuat pernyataan besok pagi."
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS Jonathan Hoffman mengonfirmasi bahwa serangan Iran menargetkan dua pangkalan militer, Erbil dan Ain Al-Asad.
"Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai respons terhadap ancaman dan tindakan Iran, Kementerian Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami," tegas Hoffman.
Dia menambahkan, "Pangkalan-pangkalan tersebut telah dalam siaga tinggi menyusul indikasi bahwa rezim Iran berencana untuk menyerang pasukan dan kepentingan AS di kawasan."
Trump dan istrinya sempat membuat kunjungan "kejutan" ke pangkalan militer Ain Al-Asad pada libur Natal.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa tidak ada laporan awal tentang korban, sementara penilaian dampak serangan tengah berlangsung.
Sementara itu, seorang pejabat keamanan Irak mengungkapkan kepada CNN bahwa ada korban warga sipil Irak dalam serangan ke pangkalan Ain al-Asad. Meski demikian, rinciannya belum diungkap.
Serangan Iran yang menargetkan pasukan AS di Irak terjadi setelah pemogokan udara AS menewaskan Soleimani di Baghdad pada Jumat (3/1).
Tidak hanya Soleimani, komandan militer Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas dalam serangan yang sama. PMF adalah payung kelompok paramiliter yang merupakan faksi paling kuat yang dekat dengan Teheran.
Serangan udara AS menghancurkan dua kendaraan di bandara Baghdad. Al-Muhandis dilaporkan tiba di bandara itu untuk menyambut Soleimani yang baru datang dari Lebanon atau Suriah.
Selain Soleimani dan Muhandis, lima orang lainnya juga terbunuh dalam serangan udara itu.
Dalam pernyataannya, IRGC, mengonfirmasi bahwa serangan ke dua pangkalan militer di Irak adalah balas dendam atas kematian Soleimani. IRGC menyebutkan bahwa negara mana pun yang memiliki kehadiran pasukan AS dapat menjadi sasaran sikap permusuhan dan agresif.
IRGC juga mendesak rakyat AS menuntut pemerintah mereka memulangkan pasukan AS dari kawasan.
"Kepada Great Satan ... kami ingatkan, jika Anda mengulang kejahatan Anda atau mengambil langkah tambahan atau melakukan agresi tambahan, kami akan merespons dengan lebih menyakitkan dan menghancurkan," sebut pernyataan IRGC yang ditujukan kepada AS. (CNN)