close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di White House, Washington DC, Selasa (17/11)/Foto dok. Kemenko Marves
icon caption
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di White House, Washington DC, Selasa (17/11)/Foto dok. Kemenko Marves
Dunia
Kamis, 19 November 2020 12:53

RI-AS sepakati kerja sama senilai US$750 juta

RI-AS sepakati pendanaan infrastruktur dan perdagangan.
swipe

Indonesia dan Amerika Serikat pada Rabu (18/11) menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai US$750 juta. MoU tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi dan Presiden EXIM Bank AS Kimberly Reed, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI Luhut Pandjaitan.

Penandatanganan MoU dilakukan di KBRI Washington DC, di sela-sela kunjungan Menko Luhut ke AS.

Menurut keterangan tertulis KBRI Washington DC pada Kamis (19/11), MoU tersebut menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya di bidang pendanaan pembangunan investasi dan perdagangan dengan nilai mencapai US$750 juta.

Angka tersebut merupakan peningkatan dari nilai kesepakatan sebelumnya sebesar US$500 juta pada 2017-2018.

Dalam sambutannya, Dubes Lutfi menjelaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia-AS didasarkan atas kesamaan nilai dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat kedua negara, memajukan demokrasi, dan stabilitas kawasan.

"MoU ini akan semakin memperkuat kemitraan ekonomi kedua negara dalam upaya memperluas bidang kerja sama investasi serta pengadaan barang dan jasa," tambahnya.

Sementara itu, Menko Luhut yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut merasa optimistis terhadap peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara dengan berbagai pencapaian yang telah berhasil diraih dalam kurun waktu terakhir, antara lain perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia dan komitmen partisipasi AS dalam pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

GSP sendiri merupakan suatu skema pembebasan tarif masuk bagi 3.500 produk ekspor ke AS.

Selain itu, Reed menegaskan bahwa MoU yang ditandangani pada Rabu merupakan pencapaian yang signifikan guna memperkuat partisipasi AS dalam pembangunan di Indonesia pada sektor energi, infrastruktur, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pelayanan kesehatan, serta lingkungan.

"MoU ini mencerminkan betapa pentingnya Indonesia bagi AS," tegas Reed.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa MoU itu akan memperluas peluang bagi kedua negara untuk bekerja sama dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek pemerintah, juga akan mendorong peluang pengembangan usaha, antara lain di sektor infrastruktur, transportasii, energi, infrastruktur rantai pasokan pertambangan, lingkungan hidup, teknologi komunikasi dan informasi, keselamatan dan keamanan, layanan kesehatan, serta informasi geospasial.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan