Salah satu kesepakatan ekonomi yang tengah diupayakan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi antara lain terkait kerja sama Saudi Aramco dan PT Pertamina.
Kesepakatan inilah yang menjadi salah satu isu utama yang diperbincangkan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam Sidang Komisi Bersama pada Selasa (23/10).
"Salah satu 'pending issues' yang kami bahas adalah terkait kerja sama Aramco dan PT Pertamina untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) atau Program Kilang Cilacap," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers di Gedung Pancasila Kemlu RI, Jakarta, Selasa (23/10).
Kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, telah dimulai sejak Mei 2016. Kesepakatan itu dihasilkan dari pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal bin Abdulaziz Alsaud di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 22 Mei 2016. Pada Mei 2017, Saudi Aramco bersedia untuk berinvestasi dalam proyek RDMP di Cilacap hingga mencapai US$6 miliar atau setara dengan Rp87 triliun. Namun, hingga kini, pemerintah Indonesia tidak kunjung mendapatkan kepastian akan dana investasi tersebut.
Menurut Menlu Retno, penyelesaian kesepakatan ini penting untuk diselesaikan demi menyokong kerja sama lainnya antar dua negara yang sama-sama tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
"Kerja sama ekonomi yang kuat diantara dunia Islam termasuk di dalam kerangka OKI tentunya penting untuk ditingkatkan. Pada pertemuan tadi, ternyata, Arab Saudi memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya peningkatan kerja sama tersebut," ungkapnya.
Untuk itu, Menlu Retno menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo pada Senin (22/10) telah mengusulkan peningkatan comprehensive economic partnership antara OKI dengan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) kepada Menlu Jubeir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Kemarin Presiden Jokowi mengusulkan pentingnya dijajaki kerja sama comprehensif economic partnership dengan negara GCC," tuturnya.
Selain itu, Indonesia juga turut mendorong peningkatan kerja sama di bidang kesehatan dengan Arab Saudi.
"Indonesia juga tertarik untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan selain investasi yang telah dilakukan perusahaan farmasi Indonesia di Arab Saudi, untuk distribusi obat dan alat kesehatan. Indonesia juga ingin meningkatkan akses pasar bagi produk kesehatan dan obat asal indonesia. Kerja sama pengiriman tenaga profesional kesehatan ke Arab Saudi juga kami bahas tadi," pungkasnya.