close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemerintah Indonesia menyambut baik hasil Pertemuan Tingkat Tinggi antara pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan (Inter-Korean Summit). / Antara Foto
icon caption
Pemerintah Indonesia menyambut baik hasil Pertemuan Tingkat Tinggi antara pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan (Inter-Korean Summit). / Antara Foto
Dunia
Jumat, 27 April 2018 22:09

RI sambut baik pertemuan bersejarah Korsel-Korut

Pemerintah Indonesia menyambut baik hasil Pertemuan Tingkat Tinggi antara pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan(Inter-Korean Summit).
swipe

Pemerintah Indonesia menyambut baik hasil Pertemuan Tingkat Tinggi antara pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan (Inter-Korean Summit).

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan sambutan pertemuan itu melalui akun Twitter terverifikasi seperti dilansir Antara, Jumat (27/4). 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling menjabat tangan dan tersenyum saat bertemu pada Jumat (27/4) di zona demiliterisasi yang membelah kedua negara.

Terkait peristiwa tersebut, Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengikuti dengan seksama Pertemuan Tingkat Tinggi AntarKorea yang berlangsung hari ini di zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berharap pertemuan antarpemimpin Korea itu akan memantapkan fondasi bagi perdamaian jangka panjang di Semenanjung Korea dan membawa kemakmuran bagi rakyat kedua negara.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia juga berharap Pertemuan Tingkat Tinggi Antar-Korea akan menjadi awal dari terwujudnya kawasan bebas senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan pada Jumat menandatangani sebuah deklarasi untuk bersama-sama mengupayakan penghapusan penuh senjata nuklir dari Semananjung Korea.

Dalam pertemuan puncak pertama selama lebih dari satu dekade, kedua belah pihak sepakat untuk mengupayakan perjanjian yang akan membentuk perdamaian "lestari" dan "kokoh" di kawasan itu.

Deklarasi itu juga memasukkan janji untuk mengupayakan pengurangan persenjataan militer, menahan diri dari tindakan provokatif, mengubah benteng perbatasan menjadi "zona perdamaian" serta terlibat dalam perundingan multilateral dengan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan