close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI Siswo Pramono, Jumat (11/10). Alinea.id/Valerie Dante
icon caption
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI Siswo Pramono, Jumat (11/10). Alinea.id/Valerie Dante
Dunia
Jumat, 11 Oktober 2019 15:03

Indonesia yakin konsep Indo-Pasifik hasilkan kerja sama konkret

Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik disepakati dalam KTT ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 22 Juni.
swipe

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI Siswo Pramono meyakini bahwa Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik (AOIP) memiliki prospek yang jelas karena dapat diterjemahkan dalam bentuk kerja sama konkret.

AOIP disepakati para kepala negara Asia Tenggara dalam KTT ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 22 Juni.

Dia memaparkan bahwa China sudah menghubungi Indonesia untuk mendiskusikan mengenai apa yang dapat dikonsolidasikan antara Belt and Road Initiative (BRI) milik Tiongkok dengan konsep AOIP.

Selain itu, lanjutnya, Amerika Serikat, Australia dan Jepang pun sudah berhubungan dengan Indonesia untuk membahas investasi apa yang dapat mereka berikan kepada ASEAN melalui AOIP.

"Ini artinya sudah nyata, mereka sudah menawarkan dan responsnya positif," tutur dia usai acara di Kemlu RI, Jakarta, pada Jumat (11/10).

Siswo menambahkan, Indonesia-India sudah memiliki proyek di Andaman dan Nikobar di bawah kerangka kerja sama Indo-Pasifik.

Dia menjelaskan, sejumlah negara memiliki konsep yang berbeda-beda terkait Indo-Pasifik, seperti SAGAR (Security And Growth for All in the Region) milik India dan BRI milik China.

Dalam konteks kerja sama Indo-Pasifik, AOIP menjadi pedoman yang mengatur tolok ukur negara-negara anggota ASEAN bekerja dengan mitra masing-masing.

"Misalnya ketika ASEAN mau bekerja sama dalam konteks SAGAR, tolok ukurnya pakai AOIP yang bersifat inklusif dan tidak boleh mencederai kepentingan pihak lain," tambah dia.

Siswo menjelaskan bahwa anggota ASEAN bebas kerja sama dengan mitra masing-masing, tetapi mesti menjadikan AOIP sebagai landasan atau perspektif mereka.

"Pedoman AOIP mengatur bagaimana ASEAN berhubungan dengan konsep Indo-Pasifik yang ditawarkan negara-negara lain," ungkap dia.

Peran besar Thailand

Siswo menyatakan, sebagai Ketua ASEAN, Thailand membantu mempercepat proses perampungan AOIP. Negeri Gajah Putih, ujar dia, banyak berkontribusi di bidang konektivitas.

"Karena Thailand dari awal memang jago bidang tersebut. Bidang pembangunan berkelanjutan pun banyak kontribusi dari Thailand karena hal itu termasuk fokus nasional mereka," jelas Siswo. "Itu salah satu kunci kenapa AOIP cepat rampung."

Berkat kepemimpinan Thailand, ASEAN dapat menepis pandangan pesimistis banyak pihak yang menyebut bahwa finalisasi AOIP akan memakan waktu lama.

"Ternyata kurang dari dua tahun bisa selesai ... Itu karena ketuanya Thailand," kata dia.

Ke depannya Indonesia akan fokus membantu keberlanjutan implementasi AOIP ketika kursi keketuaan ke Vietnam pada November.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan