close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Massa di El Savador menolak Bitcoin. foto SS Youtube
icon caption
Massa di El Savador menolak Bitcoin. foto SS Youtube
Dunia
Senin, 18 Oktober 2021 09:43

Ribuan orang di El Salvador turun ke jalan protes Presiden Bukele

Presiden El Savador Nayib Bukele dikecam luar dan dalam. Dia dianggap sebagai diktator.
swipe

Ribuan orang di El Salvador turun ke jalan pada hari Minggu (17/10) untuk menyampaikan berbagai keluhan terhadap Presiden Nayib Bukele. Masa aksi tersebut memprotes beberapa kebijakan yang ada, mulai dari menetapan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah hingga memecat hakim Mahkamah Agung, yang dipandang oleh para kritikus sebagai perebutan kekuasaan.

4.000 orang turun ke jalan di ibu kota San Salvador dengan membawa spanduk yang bertuliskan “tolak bitcoin”, yang secara resmi menjadi alat pembayaran yang sah di negara Amerika Tengah pada bulan September 2021, dan pemecatan hakim Mahkamah Agung serta potensi Bukele untuk menjadi presiden dua periode berturut-turut.

Orang-orang di jalan meneriakkan slogan-slogan "Apa yang diinginkan El Salvador? Singkirkan diktator!" Di dekat alun-alun utama ibu kota, pengunjuk rasa membakar boneka bergambar presiden berusia 40 tahun itu.

Pada bulan September, Bukele menyatakan dirinya adalah seorang "diktator" negara Amerika Tengah di akun Twitternya. Namun hal tersebut hanyalah sebuah lelucon di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya konsentrasi kekuasaannya.

Pada bulan Mei 2021, Kongres yang didominasi oleh partai Ide Baru Bukele memilih untuk memecat hakim di panel konstitusional Mahkamah Agung, di antara ahli hukum paling senior di negara itu, serta jaksa agung saat itu.

Pengganti yang dianggap bersahabat dengan Bukele dengan cepat dipilih untuk menggantikannya, yang menimbulkan kecaman keras dari Amerika Serikat serta kelompok hak asasi internasional terkemuka.

Pemerintahan Bukele kemudian mendapat kecaman dari Amerika Serikat setelah hakim Mahkamah Agung memutuskan bahwa presiden dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua berturut-turut, yang menurut Washington tidak konstitusional.

"Kami benar-benar kehilangan hak karena hari ini mereka tidak menghormati hukum. Di sini, apa yang dilakukan adalah kehendak Nayib," kata Rosa Granados, seorang anggota serikat buruh yang berpartisipasi dalam protes.

"Jika dia mengangkat tangannya, semua deputi menyetujuinya dan tidak ada hukum dan tidak ada proses hukum yang dihormati," tambahnya.

Bukele, sangat aktif di media sosial yang berpengalaman dan sangat provokatif, dengan menolak protes itu sebagai "kegagalan" di akun Twitter-nya.

"Pawai itu gagal dan mereka tahu itu. Tidak ada yang percaya mereka di sini lagi," tulisnya.

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan