Mengenakan masker, mengibarkan bendera hitam, sembari tetap menjaga jarak dua meter, ribuan warga Israel turun ke jalan menyuarakan penolakan mereka terhadap perdana menteri sementara Benjamin Netanyahu. Demonstrasi pada Minggu (19/4), berlangsung di bawah pembatasan ketat demi mengekang penyebaran coronavirus jenis baru.
Netanyahu berada di bawah dakwaan pidana dalam tiga kasus korupsi. Dia telah berulang kali menyangkal melakukan kesalahan
Saat ini, Netanyahu tengah menegosiasikan kesepakatan pembagian kekuasaan dengan rivalnya, Benny Gantz, agar dapat membentuk pemerintahan koalisi demi menghentikan kebuntuan politik yang telah berlangsung selama satu tahun setelah tiga pemilu yang berakhir dengan hasil tidak meyakinkan bagi kubu manapun.
Demonstrasi diizinkan di bawah kebijakan pembatasan, selama peserta menjaga jarak satu sama lain dan mengenakan masker wajah.
Di bawah panji "Save the Democracy", para pengunjuk rasa meminta koalisi Biru dan Putih untuk tidak bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh seorang PM yang dituduh melakukan korupsi.
Gantz telah berkampanye untuk pemerintahan yang bersih, tetapi dia mengatakan bahwa krisis Covid-19 telah memaksanya untuk mempertimbangkan bergabung dengan Netanyahu.
Media Israel menyebut jumlah pengunjuk rasa mencapai sekitar 2.000 orang.
Israel telah melaporkan 13.491 kasus Covid-19, termasuk di antaranya 172 orang meninggal dan 3.754 yang telah dinyatakan sembuh.
Karantina wilayah parsial di Israel telah memaksa sebagian besar warga negara itu tinggal di rumah dan bisnis tutup, sementara angka pengangguran dilaporkan menjadi sekitar 26%. Sejumlah pembatasan telah dilonggarkan sejak Sabtu.