Kepolisian Malaysia menggeledah kediaman mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak terkait dengan penyelidikan pencucian uang.
Puluhan polisi bersenjata memasuki kediaman Najib pada Rabu malam (16/5) setelah dia kembali dari salat berjamaah di masjid. Penggeledahan itu berlangsung selama enam jam hingga Kamis dini hari. Mereka mengamankan sejumlah tas besar dari dalam rumah dan memasukkan ke dalam truk.
“Penggeledahan ini dilaksanakan dalam penyelidikan pencucian uang. Mereka tidak menemukan sesuatu yang terkait dengan penyelidikan,” klaim pengacara Najib Harpal Singh Grewal dilansir Channel News Asia. Dia mengatakan polisi juga mengangkut beberapa barang kepemilikan keluarga Najib, seperti sejumlah tas.
“Tidak ada yang serius. Hanya dua atau tiga kotak,” terang Harpal. Ketika ditanya apakah Najib akan ditangkap? “Tidak ada indikasi kalau polisi akan menangkapnya,” kilahnya.
Sementara itu di tempat terpisah, puluhan polisi juga terlihat di kondominium mewah di Kuala Lumpur. Di sana, Najib memiliki apartemen. Tapi, juru bicara polisi enggan berkomentar mengenai hal itu.
Najib telah ditumbangkan pada pemilu pekan lalu. Bersamaan dengan itu, karier politiknya pun tamat. Dia pun terancam dijebloskan ke penjara karena banyak skandal yang dilakukannya. Baik Najib dan istrinya Rosmah Mansor tidak diperkenankan meninggalkan Malaysia.
PM Mahathir Mohamad (92) mengklaim pemerintahan baru memiliki bukti untuk menyelidiki skandal miliar dollar 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang didirikan Najib. Bukan hanya Malaysia, kasus korupsi itu juga menjadi objek penyelidikan di enam negara, termasuk Amerika Serikat.
Penggeledahan di rumah Najib juga bertepatan dengan pembebasan Anwar Ibrahim dari penjara pada Rabu siang lalu. Dia langsung bertemu dengan Raja Malaysia, menggelar perpisahan dengan para penjaganya selama ditahan, dia juga mengaku sangat rindu makan es krim bareng bersama cucunya.
Berbicara tentang Najib, Anwar mengaku telah memaafkannya secara pribadi. Tapi, mengenai penyelidikan skandal korupsi Najib, itu berbeda. “Itu adalah karmanya (Najib). Kamu harus membayar apa yang pernah kamu lakukan,” kata Anwar.