Pipa Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan Rusia ke Jerman, telah menjadi pusat ketegangan geopolotik baru. Pasalnya, beberapa bulan terakhir Rusia telah memotong pasokan gas ke Eropa.
Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, kebocoran pada pipa Nord Stream berada di zona yang dikendalikan oleh Badan Intelijen AS.
Dalam beberapa hari terakhir, negara-negara anggota Uni Eropa telah menyelidiki kebocoran yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan di jaringan pipa gas di bawah Laut Baltik.
Jaringan pipa menghubungkan Rusia ke Jerman dan telah menjadi pusat ketegangan geopolitik, ketika Moskow memotong pasokan gas ke Eropa sebagai pembalasan terhadap sanksi Barat setelah invasi Ukraina.
Tetapi tentu saja Washington menolak sindiran dari Moskow yang menuduh mereka berada di balik kebocoran tersebut, dan menyebutnya "ugal-ugalan".
Dari empat kebocoran yang terdeteksi, Penjaga Pantai Swedia mengatakan pada Kamis, setelah tiga kebocoran dikonfirmasi awal pekan ini: "Ada dua kebocoran di sisi Swedia dan dua kebocoran di sisi Denmark."
Pejabat itu menambahkan bahwa dua kebocoran di pihak Swedia "dekat satu sama lain".
Tetapi penjaga Pantai Swedia tidak mengatakan mengapa kebocoran terbaru muncul beberapa hari setelah pelanggaran awal.
Media melaporkan bahwa kebocoran terbaru terdeteksi di pipa Nord Stream 2, tetapi penjaga pantai tidak mengonfirmasikan hal ini.
Swedia sebelumnya telah melaporkan kebocoran pada pipa Nord Stream 1 di timur laut Bornholm, sementara Denmark telah mengonfirmasikan kebocoran pada Nord Stream 2 di tenggara pulau, dan satu lagi di timur laut di atas Nord Stream 1.
Kebocoran besar menyebabkan gelembung besar di permukaan laut selebar beberapa ratus meter, sehingga tidak mungkin untuk segera memeriksa strukturnya.
Sementara jaringan pipa, yang dioperasikan oleh konsorsium yang mayoritas dimiliki oleh raksasa gas Rusia Gazprom, saat ini tidak beroperasi, keduanya masih mengandung gas.