close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mike Pompeo, calon Menlu AS yang baru./ NY Times
icon caption
Mike Pompeo, calon Menlu AS yang baru./ NY Times
Dunia
Rabu, 14 Maret 2018 11:34

Satu ideologi, calon Menlu AS akan kompak dengan Trump

Kandidat Menlu AS diduga akan jadi duet yang kompak dengan Trump. Termasuk dalam kebijakan luar negeri ihwal nuklir Iran dan Korut.
swipe

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri (Menlu) Rex Tillerson kemarin usai berdebat di publik tentang kebijakan Korea Utara (Korut), Rusia, dan Iran. Trump menunjuk Direktur CIA Mike Pompeo sebagai Menlu baru.

Berbeda dengan Tillerson, Pompeo merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Republik. Jelas, Pompeo selalu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara karena dia adalah seorang politikus.

Dalam berbagai isu luar negeri, Pompeo juga senada dengan Trump. Dia juga memiliki pandangan sama seperti utusan khusus AS di PBB Nikki Haley. Nantinya, Pompe dan Haley diprediksi akan menjadi tim yang solid dalam kebijakan luar negeri AS.

“Pompeo memiliki pandangan yang tajam,” ujar seorang pejabat intelijen CIA yang tidak disebutkan namanya dilansir CNN, Rabu (14/3). Dia mengungkap Pompeo memiliki telinga Trump. “Pompeo bisa menjadi pemimpin kuat di korps diplomat AS dibandingkan Tillerson,” ujar sumber tersebut.

Hubungan politik luas yang dimiliki Pompeo akan membawa Departemen Luar Negeri menjadi institusi yang disegani. Selama kepemimpinan Tillerson, departemennya dinilai terisolasi karena kurang dukungan politik.

“Saya memiliki pengalaman 25 tahun menjadi agen rahasia profesional. Saya akan menceritakan kepada kamu kalau Presiden Trump itu menerima informasi kita pada tataran yang sama,” ujar Pompeo pada Januari silam. Pompeo mengungkapkan dia sudah terbiasa berdialog tentang kebijakan dengan Trump.

Sebenarnya, pemecatan Tillerson menjadi kejutan terbesar yang terjadi pada kabinet Trump, sejak dia berkuasa pada Januari 2017. Kejutan itu bersamaan dengan pernyataan Trump yang mengumumkan rencana pertemuan dengan pemimpin Korut Kim Jong-un. Untuk menggantikan Pompeo, Deputi Direktur CIA Gina Haspel menggantikannya Kepala Badan Intelijen AS.

Pemecatan Tillerson itu setelah berbulan-bulan bersitegang dengan Trump. Bahkan puncak ketegangan muncul ketika Tillerson menyebut Trump sebagai “moron” dan mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

“Kita telah berbicara mengenai hal ini sejak lama,” kata Trump di Gedung Putih kemarin. Menurutnya, ia dan Tillerson telah mengalami banyak ketidaksetujuan dalam banyak hal.

Trump mencontohkan tentang kesepakatan nuklir di Iran. Ia dan Tillerson berseberangan pendapat, Trump menganggap nuklir Iran adalah proyek mengerikan. Sementara mantan anak buahnya itu berpikir nuklir Iran adalah hal baik.

Sebaliknya, Trump justru sepaham dengan Pompeo mengenai program nuklir Iran. “Dengan Mike, Mike Pompeo, kita memiliki banyak kesamaan pemikiran. Saya pikir kita akan berjalan sangat baik,” jelasnya.

img
Dika Hendra
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan