Korea Utara menolak tawaran bantuan Korea Selatan dalam mengatasi masalah ekonomi. Bahkan, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dimintanya untuk diam.
Pyongyang tidak tertarik dengan tawaran Korea Selatan lantaran mengajukan syarat Korea Utara harus melucuti senjata nuklir yang dimilikinya apabila ingin mendapatkan bantuan.
"Akan lebih baik citranya untuk menutup mulutnya," ucap Kim Yo-jong, saudari Kim Jong-un yang juga pemimpin Korea Utara, melansir CNA News, Jumat (19/8).
Pernyataan tersebut pun direspons keras. "Sangat tidak sopan dan tidak senonoh," tegas Menteri Unifikasi Korea Selatan.
Berdasarkan laporan Aljezeera, investasi produk domestik bruto (PDB) Korea Utara saat ini lebih difokuskan pada program senjata. Pangkalnya, Pyongyang ingin menyaingi kekuatan Amerika Serikat (AS).
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, sebelumnya menyatakan, negaranya siap memberikan bantuan ekonomi untuk Korea Utara secara bertahap. Syaratnya, Pyongyang menghentikan program peluncuran nuklir.
Langkah ini, menyitir BBC, dilakukan agar hubungan keduanya kembali membaik. Pangkalnya, Korea Selatan dan Korea Utara sampai sekarang sukar berkomunikasi dengan baik. (CNA News, Aljazeera, dan BBC)