India akan mendirikan 'Pusat Keunggulan Global-Selatan' untuk menemukan solusi bagi masalah pembangunan di negara-negara kurang industrial dan berpenghasilan menengah.
Institusi baru ini akan melakukan penelitian tentang praktik terbaik di banyak negara, yang kemudian dapat ditingkatkan dan diimplementasikan di negara lain.
Proposal tersebut merupakan salah satu ringkasan pembahasan di Voice of Global South Summit 2023, yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi pekan lalu dan dirilis oleh Kementerian Luar Negeri, lapor WAM.
Presidensi G20 India
'Global-Selatan' merupakan istilah yang digunakan dalam geo-ekonomi untuk merujuk ke wilayah di luar negara maju di Eropa dan Amerika Utara.
Para pemimpin dan menteri dari 125 negara, termasuk 14 negara Arab mengambil bagian dalam KTT virtual dua hari, yang merupakan bagian dari Kepresidenan Grup Dua Puluh (G20) yang sedang berlangsung di India.
UEA, yang sering diundang ke KTT G20, termasuk di antara negara-negara GCC yang ikut serta dalam musyawarah tersebut.
Dua peserta lainnya dari GCC ialah Bahrain dan Oman.
Modi mengatakan kepada para pemimpin yang menghadiri KTT bahwa layanan publik digital yang dikembangkan oleh India di bidang-bidang seperti pembayaran elektronik, kesehatan, pendidikan atau e-governance dapat bermanfaat bagi banyak negara berkembang lainnya melalui Pusat yang diusulkan.
Ringkasan resmi dari proses KTT mengatakan negara itu juga akan meluncurkan 'Global-South Science and Technology Initiative' untuk berbagi keahlian di bidang-bidang seperti teknologi ruang angkasa dan energi nuklir.
Inisiatif 'vaksin maitri' negara tersebut selama pandemi Covid-19 -- ketika vaksin buatan India dipasok ke lebih dari 100 negara -- akan diubah menjadi proyek 'aarogya maitri' baru. 'Maitri' dan 'aarogya' adalah kata-kata Hindi yang masing-masing berarti persahabatan dan kesehatan.
Inisiatif lain dari KTT adalah 'Forum Diplomat Muda Global-Selatan' dan 'Beasiswa Global-Selatan'.
Modi mengatakan India mengusulkan untuk melembagakan beasiswa Global-Selatan bagi mahasiswa dari negara berkembang untuk melanjutkan pendidikan tinggi di negara tersebut.