Militer Udara Amerika Serikat tidak membiarkan balon, yang disebut alat mata-mata China, bebas berkeliaran di langit Negeri Paman Sam. Masalah balon yang bikin heboh itu diselesaikan dengan cara menembaknya jatuh.
Bagi personel tempur udara yang ditugaskan membereskan balon mata-mata itu, pekerjaan tersebut tentu adalah momen langka. Misi penting, namun tidak berisiko, seperti dalam pertempuran. Mereka pun bisa sedikit 'bersenang-senang' sebelum memencet tombol untuk melesatkan peluru ke arah balon putih yang ukurannya sekitar tiga bus itu.
Pilot pesawat pun tidak menyia-nyiakan momen untuk sekadar mengabadikan gambar dirinya sebelum menghabisi operasi balon yang tidak diinginkan tersebut. Sedikit 'selfie' dengan latar belakang objek yang sedang viral itu pun dilakukan pilot pesawat intelijen U-2 itu.
Di belakang pilot terlihat balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh militer AS di lepas pantai Carolina Selatan awal bulan ini.
Gambar tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh CNN, dengan jelas menunjukkan "muatan" balon, yang terkait dengan pengangkutan data.
Jenderal Glen VanHerck, komandan Komando Utara AS dan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara, mengatakan balon itu setinggi 200 kaki, dengan muatan yang beratnya “beberapa ribu pound”.
Pejabat senior Departemen Luar Negeri lainnya berbagi awal bulan ini bahwa studi tentang objek tersebut mengungkapkan bahwa itu “mampu melakukan operasi pengumpulan intelijen,” lapor CNN.
Namun, para pejabat juga menyatakan bahwa balon tersebut "tidak mampu melakukan pengumpulan intelijen yang signifikan", sebagian karena upaya pemerintah untuk memerangi balon tersebut.
Pesawat mata-mata U-2 adalah pesawat satu kursi, ketinggian tinggi dengan “karakteristik seperti pesawat layang,” menurut Angkatan Udara. Karena pesawat diterbangkan secara teratur di ketinggian lebih dari 70.000 kaki, pilot "harus mengenakan setelan tekanan penuh yang serupa dengan yang dikenakan oleh astronot".
Balon mata-mata itu pertama kali terlihat pada 28 Januari, tetapi pemerintah AS menunggu untuk menembak jatuh benda asing tersebut karena mereka khawatir sisa-sisa dari balon tersebut dapat melukai warga sipil atau properti di bawah.
Acara tersebut sekarang telah memicu diskusi seputar apakah AS memasuki Perang Dingin lainnya dengan China.(nordot)