Sedang krisis telur, 150 ribu ayam hangus karena kebakaran di peternakan

Sekitar 150.000 ayam terbakar hidup-hidup dalam kebakaran di sebuah peternakan unggas di prefektur penghasil telur utama Jepang pada Rabu pagi. Peristiwa ini terjadi di tengah kekurangan telur secara nasional akibat flu burung di Negara itu.

NHK news melaporkan, bahwa peristiwa itu terjadi setelah seorang penjaga keamanan mendengar ledakan dan menemukan satu dari sembilan kandang ayam di Peternakan Minori di prefektur Ibaraki, timur laut Tokyo, terbakar.

Layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan mengatakan mereka menerima panggilan darurat sekitar pukul 3 pagi dan mengirim 17 mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api, yang baru padam setelah sekitar 4½ jam.

Polisi setempat mengatakan ada sekitar 830.000 ayam bertelur di peternakan itu.

Tidak ada pekerja yang terluka. Investigasi tentang penyebab kebakaran di lahan seluas 4.000 meter persegi di kota Omitama sedang berlangsung.

Jepang telah memusnahkan lebih dari 17 juta, atau sekitar 9 persen, ayam petelur negara itu sejak kasus pertama flu burung terdeteksi pada Oktober 2022.

Rekor 10,08 juta ayam dijadwalkan akan dimusnahkan pada Januari 2023 untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk 930.000 ayam di Ibaraki, lapor media Jepang.

Survei kementerian pertanian melaporkan bahwa sekitar 15,3 juta ayam dibesarkan secara komersial di prefektur pada Februari 2022.

Kekurangan telur secara nasional telah menyebabkan beberapa restoran menghapus item telur dari menu mereka.

Sebuah survei pada tanggal 5 April menunjukkan bahwa sepertiga dari restoran di Jepang telah berhenti menyajikan hidangan seperti pancake atau chawanmushi, puding telur kukus yang gurih, dengan alasan "kekurangan telur yang parah" dan "harga yang melonjak".

Harga telur ukuran sedang di ibu kota Tokyo pada bulan April adalah 350 yen atau sekitar Rp38 ribu per kilogram, naik lebih dari 70 persen dari tahun lalu, menurut pedagang besar telur JA.Z-Tamago.