close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri). Foto facebook.com/jacindaardern/photos
icon caption
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri). Foto facebook.com/jacindaardern/photos
Dunia
Selasa, 29 Juni 2021 10:37

Selandia Baru mempertimbangkan membuat kebijakan wajib bermasker

Mewajibkan masker wajah pada tingkat siaga 2 atau lebih tinggi di lokasi yang dianggap berisiko tinggi.
swipe

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, Selandia Baru sedang mempertimbangkan membuat kebijakan wajib bermasker pada tingkat siaga tinggi, serta pemindaian wajib menggunakan kode QR untuk meningkatkan pelacakan penyebaran coronavirus dalam upaya mengurangi risiko penyebaran virus tersebut.

Selandia Baru sendiri telah menghentikan perjalanan bebas karantina dengan negara tetangganya, Australia, setelah pada minggu lalu wabah varian Delta memicu lockdown di Sydney dan memperbarui pembatasan di tempat lain. Hal tersebut juga mengakibatkan perpanjangan kewaspadaan Covid-19 level 2 di ibu kota Wellington hingga Selasa (29/6), karena pihak berwenang mengatakan, masih ada risiko dugaan seorang turis asal Australia yang dites positif terkena coronavirus setelah mengunjungi kota tersebut pada akhir pekan lalu, dan telah menginfeksi orang lain.

Ardern mengatakan, kabinetnya telah memberikan saran membuat pemindaian kode QR wajib di lokasi berisiko tinggi terpapar virus seperti bar dan restoran. Hal ini juga mempertimbangkan untuk mewajibkan masker wajah pada tingkat siaga 2 atau lebih tinggi di lokasi yang dianggap berisiko tinggi, karena sebelumnya, masker hanya diwajibkan di transportasi umum.

Menurut Ardern, kebangkitan Covid-19 di Australia menyebabkan gangguan yang signifikan di Selandia Baru.

"Munculnya varian Delta dan risiko yang ditimbulkannya, mengartikan bahwa sudah waktunya untuk mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk tindakan pencegahan Kami untuk memperkuat dan mengurangi resiko penyebaran Covid-19 di Selandia Baru," kata Ardern.

Menghentikan gelembung perjalanan antara negaranya dengan Australia diperlukan untuk menghindari lebih banyak kasus positif Covid-19, yang tiba di negara itu dan mengarah pada pembatasan lebih lanjut.

Selandia Baru sendiri adalah salah satu dari segelintir negara yang telah menahan penyebaran Covid-19 di dalam lingkup domestik. Kasus persebaran terakhirnya adalah pada Februari. Menurut pihak berwenang, tidak ada kasus coronavirus baru di masyarakat pada Senin (28/6).

img
Eqqi Syahputra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan