Warga Selandia Baru akan mulai kembali ke kehidupan normal pekan ini setelah hampir dua bulan hidup di bawah kebijakan lockdown atau karantina wilayah yang ketat.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan pada Senin (11/5), negara itu akan menurunkan pembatasan sosial dari level tiga ke level dua pada Kamis (14/5). Langkah itu memungkinkan sekolah untuk dibuka kembali, pekerja dapat masuk kantor, dan restoran serta ritel beroperasi lagi.
Olahraga rekreasi dan kompetisi juga bisa dimulai kembali. Demikian pula dengan perpustakaan, taman bermain, dan museum.
Sementara itu, bar akan dibuka kembali pada 21 Mei karena dianggap berisiko tinggi. Adapun pertemuan sosial akan dibatasi hingga 10 orang termasuk pernikahan dan pemakaman.
Selandia Baru mencatat total 1.497 kasus Covid-19, termasuk 21 orang yang meninggal dan 1.386 pasien yang sudah sembuh. Negara itu menerapkan strategi eliminasi yang ketat, menutup perbatasannya pada 15 Maret dan menerapkan lockdown di seluruh negeri pada 25 Maret.
Dalam pernyataannya, PM Ardern mengucapkan terima kasih kepada rakyat Selandia Baru yang disebutnya tim beranggotakan lima juta orang atas pengorbanan mereka untuk melindungi warga negara paling rentan, khususnya para lansia dan imunosupresi.
"Rakyat Selandia Baru dari seluruh lapisan masyarakat tegas dan teguh, menetapkan bahwa ini adalah perang yang akhirnya bisa kita menangkan, tetapi hanya jika kita bertindak bersama," tutur PM Ardern.
"Pertempuran dimenangkan, tetapi perang belum berakhir."
Selandia Baru sekarang memiliki kapasitas untuk melakukan 12.000 pengujian sehari, tingkat tes per kapita yang lebih tinggi dibanding Australia, Inggris, Singapura, dan Korea Selatan.
Di bawah level dua, perjalanan domestik akan diizinkan, tetapi perbatasan akan tetap tertutup bagi pengunjung internasional untuk waktu yang lama. Tidak dipungkiri, itu merupakan pukulan bagi industri pariwisata saat musim ski mendekat.
Sejumlah batasan akan tetap diterapkan di bawah level dua. Jarak sosial akan diperluas, orang asing harus dihindari, dan bar serta restoran hanya bisa melayani pelanggan yang mendapat tempat duduk.
Aturan kebersihan yang ketat masih berlaku di seluruh negeri, tetapi masker tidak perlu dipakai di muka umum. PM Ardern menyatakan bahwa pembatasan pada pertemuan sosial akan ditinjau dalam waktu dua pekan.
Sementara upaya Selandia Baru untuk mengekang penyebaran Covid-19 telah dipuji oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pembatasan ketat telah menuai kritik dari komunitas bisnis dan ekonom. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi berkontraksi hingga 8% pada tahun ini.
Desakan PM Ardern untuk menyelamatkan nyawa dan tidak mengambil risiko selama pandemik coronavirus jenis baru telah menarik banyak dukungan. Jajak pendapat teranyar menempatkan kepercayaan publik pada pemerintah lebih dari 80%.
Lockdown di Selandia Baru termasuk yang paling ketat di dunia, dengan membeli makanan, obat-obatan, dan olahraga singkat, menjadi kegiatan yang hanya diizinkan bagi warga Selandia Baru untuk meninggalkan rumah. (The Guardian)