Government shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat dipastikan akan terus berlanjut setelah Senat menolak dua RUU dari Partai Republik maupun Demokrat pada Kamis (24/1).
Baik proposal yang diusulkan oleh Republikan dan proposal yang didukung oleh Demokrat gagal memperoleh minimal 60 suara yang dibutuhkan untuk lolos.
Draf milik Demokrat untuk menghentikan shutdown tanpa memberikan dana untuk dinding perbatasan Presiden Donald Trump memperoleh lebih banyak suara di Senat dengan mayoritas Republikan itu. RUU mereka gagal dalam pemungutan suara dengan hasil akhir 52-44. Enam senator Republikan mendukung RUU tersebut.
Sedangkan, RUU milik Republikan untuk mendanai dinding perbatasan Trump dan menawarkan perlindungan hukum terbatas bagi beberapa imigran gagal dalam pemungutan suara dengan hasil 50-47. Tiga senator Demokrat mendukung draf tersebut.
Baik presiden maupun para pemimpin Demokrat tidak menunjukkan keinginan untuk mundur dalam hari ke-35 shutdown parsial ini. Beberapa senator bipartisan menyerukan adanya RUU untuk mendanai pemerintah selama tiga pekan demi membuka perundingan keamanan perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan resolusi pendanaan selama tiga pekan tersebut hanya akan berjalan jika ada uang muka untuk pembangunan dinding perbatasan.
Trump sebelumnya menyatakan akan mendukung kesepakatan Senat jika dianggapnya masuk akal.
Demokrat dan sejumlah Republikan di Senat mendesak Trump untuk membuka kembali pemerintahan sementara Gedung Putih dan Kongres menegosiasikan kesepakatan imigrasi yang lebih luas. Trump bersikeras mengamankan biaya untuk pembangunan dinding perbatasan sebelum dia setuju untuk kembali membiayai pemerintah.
Setelah pemungutan suara menemui jalan buntu, pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer dan pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell segera mengadakan pembicaraan untuk menghasilkan resolusi terbaru.
Senator Lindsey Graham mengaku telah berbicara dengan Trump dan mengatakan kepadanya bahwa para senator sedang membahas resolusi pendanaan selama tiga minggu untuk membiayai pemerintah.
DPR yang dikuasai Demokrat telah berulang kali memilih untuk mendanai bagian pemerintahan yang terdampak shutdown, atau masing-masing kementerian, tanpa memberikan dana bagi dinding perbatasan. Ketua DPR Nancy Pelosi mendesak McConnell untuk mengesahkan langkah-langkah tersebut.
"Mari kita bahas (tentang keamanan perbatasan) setelah kita membuka pemerintahan," katanya kepada wartawan pada Kamis.
Situasi ini membuat nasib 800.000 pekerja federal semakin tidak pasti. Pada Jumat (25/1), para pekerja akan melewati masa gajian kedua sejak shutdown yang dimulai pada 22 Desember 2018.
Ribuan pegawai pemerintah kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Penutupan ini telah memengaruhi berbagai layanan negara, mulai dari bandara, investigasi Biro Investigasi Federal (FBI), hingga inspeksi kemananan makanan.
Karena ratusan ribu pekerja cuti atau bekerja tanpa upah, shutdown ini dinilai dapat mengurangi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal pertama.
Survei menunjukkan sebagian besar warga AS melihat penutupan ini sebagai krisis dan masalah. Mayoritas dari mereka menyalahkan Trump atas shutdown yang terjadi.
Menurut jajak pendapat CBS News, masyarakat yang menginginkan shutdown ini berakhir meyakini bahwa Trump perlu menyerah dan mengikuti keinginan Demokrat.
Proposal Republikan yang ditolak Senat menyertakan dana sebesar US$5,7 miliar untuk membangun dinding perbatasan yang diusulkan presiden. Dalam upaya untuk memenangkan Demokrat, proposal Trump itu menawarkan perpanjangan tiga tahun perlindungan hukum bagi 'Dreamers', sebutan bagi imigran ilegal yang masuk ke AS sejak anak-anak, serta migran yang melarikan diri dari krisis di negara-negara tertentu.
Demokrat menolaknya karena menganggap konsesi terbatas untuk 'Dreamers' tidak sejauh proposal sebelumnya yang menawarkan tempat tinggal permanen atau bahkan membuka jalan bagi perolehan status kewarganegaraan.
Pada Kamis pagi, McConnell menyebut proposal yang didukung Demokrat itu sebagai pilihan yang tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak berpeluang menjadi UU.
Belum jelas langkah selanjutnya yang akan diambil anggota Parlemen dan Trump. Pada Kamis, Pelosi menyatakan bahwa dia akan bertemu dengan Trump kapan saja presiden bersedia.
Namun, Demokrat tetap bersikeras menyatakan AS dapat mengamankan perbatasannya tanpa dinding yang diinginkan presiden. Trump menolak gagasan itu melalui sebuah twit pada Kamis.
"Tanpa sebuah dinding, tidak akan ada keamanan dan perlindungan." (CNBC)