close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga Ukraina berjalan untuk mengungsi akibat agresi Rusia di perbatasan antara Polandia-Ukraina, Medyka, Polandia, pada Kamis (24/2/2022). Foto Reuters/Kacper Pempel
icon caption
Warga Ukraina berjalan untuk mengungsi akibat agresi Rusia di perbatasan antara Polandia-Ukraina, Medyka, Polandia, pada Kamis (24/2/2022). Foto Reuters/Kacper Pempel
Dunia
Selasa, 08 Maret 2022 09:08

Setengah juta anak di Ukraina diungsikan

Mereka telah mengungsi ke Polandia, Hongaria, Rumania, Moldova, dan Slovakia
swipe

Sedikitnya 500.000 anak Ukraina melarikan diri dari negaranya akibat invasi Rusia. Mereka mendominasi satu juta pengungsi yang diurus oleh Badan PBB, UNHCR untuk mengungsi. 

UNHCR sebelumnya terlibat dalam eksodus satu juta warga sipil Ukraina ke negara tetangga seperti, Rumania dan Polandia.

Seperti dilansir VOA, Selasa (8/3), Badan PBB untuk Anak, UNICEF, menyebutkan setengah juta anak yang sebagian besar tanpa pendampingan telah menyebrang ke Polandia, Hongaria, Rumania, Moldova, dan Slovakia.

Sebagai informasi, pengungsi anak di bawah umur berisiko tinggi mengalami kekerasan, pelecehan dan eksploitasi. Secara keseluruhan, eksodus warga Ukraina diperkirakan akan menjadi krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

PBB mendesak negara-negara yang menerima pengungsi Ukraina agar mengidentifikasi dan mendaftar anak-anak tanpa pendamping untuk melindungi mereka dari penculikan dan eksploitasi. Pasalnya, banyak yang harus melakukan perjalanan jarak jauh di bawah kondisi ancaman jiwa di negara mereka untuk mencapai perbatasan. 

Video yang banyak beredar di sosial media menunjukkan, kerumunan orang di peron stasiun Kota Kharkiv. Orang-orang berbondong-bondong naik kereta api ke Uzhgorod, sebuah kota Ukraina yang berbatasan dengan Slovakia.

Menurut Duta Besar Polandia untuk PBB, Krzysztof Szczerski, sebagian besar orang yang menyeberang ke Polandia adalah anak-anak tanpa pendamping. Banyak orang tua Ukraina tetap bertahan, terutama para ayah yang mendapat perintah untuk tetap berada di Ukraina untuk membela negara dari invasi Rusia. 

Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan, hanya dalam kurun waktu tujuh hari orang-orang melarikan diri keluar dari Ukraina akibat tragedi perang yang tidak berperikemanusiaan.

“Perdamaian merupakan satu-satunya jalan untuk menghentikan tragedi ini,” ujar Grandi. 

Lebih jauh Grandi menyebutkan, sudah 40 tahun dirinya bekerja mengirimkan bantuan darurat kepada pengungsi, namun sangat jarang menyaksikan terjadinya eksodus seperti hari ini di Ukraina.

Grandi mendeskripsikannya, dari jam ke jam, menit ke menit, orang-orang melarikan diri dari aksi kekerasan yang mengerikan. Jumlah orang yang melarikan diri ke luar negeri juga tak terhitung lagi. Kepala urusan pengungsi itu menggarisbawahi, jika konflik ini tidak segera diakhiri, maka jutaan orang lagi tampaknya akan terpaksa melarikan diri dari Ukraina.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan