Donald Trump telah mengesahkan RUU untuk mengakhiri sementara penutupan pemerintahan atau government shutdown terlama sepanjang sejarah Amerika Serikat. RUU tersebut tidak memuat pendanaan dinding perbatasan dengan Meksiko.
Shutdown parsial, yang dipicu oleh kebuntuan antara Trump dan Kongres atas pendanaan dinding perbatasan senilai US$5,7 miliar, menyebabkan ratusan ribu karyawan federal tidak dibayar selama lebih dari satu bulan.
Trump meneken UU tersebut pada Jumat (25/1), kurang dari 24 jam setelah dia mengatakan, solusi apapun dari Kongres harus menyertakan pendanaan dinding perbatasan yang menjadi janji kampanyenya dalam Pilpres 2016.
"Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk mengakhri shutdown dan membuka kembali pemerintah federal," tutur Trump, meskipun tidak ada tawaran baru dari kubu Demokrat yang bisa disebut sebagai kesepakatan.
Namun, presiden ke-45 AS itu mengingatkan rakyat bahwa dia memiliki alternatif kuat, yakni mengumumkan keadaan darurat nasional jika kesepakatan pendanaan dinding perbatasan tidak tercapai sebelum tenggat waktu berikutnya untuk mendanai pemerintahan.
"Biar saya perjelas, kita benar-benar tidak punya pilihan selain membangun dinding atau penghalang baja yang kokoh. Jika kami tidak mendapatkan kesepakatan yang adil dari Kongres, pemerintah akan tutup lagi pada 15 Februari, atau saya akan menggunakan kekuatan yang diberikan kepada saya berdasarkan UU dan konstitusi AS untuk mendeklarasikan situasi darurat," papar Trump.
RUU yang memungkinkan diakhirinya shutdown disetujui dengan suara bulat, baik oleh DPR maupun Kongres.
Dengan lolosnya RUU tersebut maka sejumlah agen federal dapat kembali buka selama tiga minggu hingga memungkinkan para pekerja federal yang selama ini mengambil cuti atau bekerja tanpa dibayar menerima upah mereka yang tertunda. Sebagai bagian dari perjanjian, Kongres akan mengadakan komite bipartisan untuk membahas pendanaan bagi keamanan perbatasan sebelum 15 Februari.
Shutdown terlama dan termahal
Shutdown kali ini bukan hanya yang terlama, namun juga paling mahal dalam sejarah Negeri Paman Sam. Analisis oleh perusahaan pemeringkat S&P Global Ratings menunjukkan bahwa jeda panjang dalam fungsi pemerintah federal di bawah kepemimpinan Trump menelan biaya US$6 miliar, menyusul penurunan produktivitas karena PHK dan aktivitas ekonomi yang hilang hingga urusan di luar negeri.
"Meskipun penutupan ini telah berakhir, rapuhnya kesepakatan di Capitol Hill kemungkinan akan membebani kepercayaan bisnis dan sentimen pasar keuangan," sebut S&P dalam pernyataannya.
Perjanjian untuk membuka kembali pemerintahan konsisten dengan posisi negosiasi Demokrat: Trump harus mengakhiri shutdown sebelum langkah-langkah keamanan perbatasan yang baru disepakati.
"Semoga ini menjadi pelajaran bagi Gedung Putih, bagi kolega Republikan kami bahwa menutup pemerintahan karena perbedaan kebijakan adalah tindakan yang merugikan diri sendiri. Itu tidak menghasilkan apa-apa, selain rasa sakit dan penderitaan bagi negara dan menimbulkan biaya politik yang sangat besar bagi partai yang menyokongnya," ujar pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer dalam konferensi pers bersama dengan Ketua DPR Nancy Pelosi.
Schumer memuji kepemimpinan Pelosi sepanjang satu bulan penuh gejolak setelah politikus kawakan Demokrat itu menduduki kembali kursi pimpinan DPR.
"Tidak seorang pun boleh meremehkan Ketua DPR," tegas Schumer. "Seperti halnya yang dipelajari Donald Trump."
Selama shutdown, Pelosi membatalkan undangan tahunan bagi presiden untuk menyampaikan pidato kenegaraan di DPR. Pidato itu dijadwalkan 29 Januari, namun Pelosi mengatakan tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun itu hanya akan terjadi setelah pemerintah dibuka kembali.
Trump bermain-main dengan gagasan akan berpidato di lokasi lain, tetapi secara mengejutkan dia kemudian menyetujui permintaan Pelosi tanpa perlawanan lebih lanjut.
Pelosi mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada rencana segera untuk menjadwal ulang pidato tersebut.
Di lain sisi, Pelosi memuji anggota Demokrat di DPR dan Senat karena tetap bersatu, bahkan ketika muncul tuduhan bahwa mereka tidak mendukung keamanan perbatasan.
"Sangat jelas bahwa kita semua memahami pentingnya mengamankan perbatasan kita," kata Pelosi. "Kami memiliki beberapa ide yang sangat bagus tentang bagaimana melakukan itu."
Trump sendiri bersikeras bahwa dia tidak mundur atas tuntutan pendanaan dinding perbatasan, mengklaim perjanjian untuk mengakhiri shutdown sama sekali bukan merupakan konsesi.
Pada Jumat lalu, tepatnya di hari ke-35 shutdown, penundaan penerbangan di sejumlah bandara kian intensif. Jajak pendapat teranyar pun mengungkapkan meningkatnya frustasi publik, memberikan urgensi baru untuk segera memecah kebuntuan.
Ketika dampak dari shutdown melanda perekonomian, para pemimpin serikat memperingatkan bahwa ribuan karyawan federal terpaksa mengambil pekerjaan paruh waktu dan beralih ke bank amal dan makanan. Karyawan federal melewatkan gaji kedua mereka pada Jumat lalu.
Butuh waktu hingga Selasa (29/1), bagi 21 lembaga di bawah payung Smithsonian, termasuk Kebun Binatang Nasional yang terdampak shutdown untuk kembali beroperasi. (The Guardian dan Vox)