Pada Minggu (19/4), pemerintah Korea Selatan mengumumkan akan memperpanjang kebijakan social distancing selama 16 hari. Pada saat yang sama, Korsel juga akan mulai melonggarkan sejumlah pembatasan sosial karena situasi yang dipicu Covid-19 mulai membaik.
Dengan melonggarkan pembatasan sosial, fasilitas berisiko tinggi seperti gereja, pusat kebugaran, bar, dan tempat bimbingan belajar akan diizinkan untuk kembali buka. Pihak berwenang menekankan bahwa fasilitas tersebut dapat beroperasi selama mematuhi pedoman pencegahan penularan dengan rutin melakukan disinfeksi.
Selain itu, pertandingan olahraga seperti sepak bola dapat berjalan tanpa penonton.
"Jika kita dapat mempertahankan jumlah kasus yang stabil pada level ini, kita dapat melonggarkan pembatasan sosial mulai 5 Mei," jelas Perdana Menteri Chung Sye-kyun.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Park Neung-hoo menyebut, pemerintah akan mengevaluasi tingkat risiko Covid-19 setiap dua minggu untuk meninjau efektivitas kebijakan social distancing.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa pelonggaran sejumlah pembatasan sosial akan memungkinkan pembukaan kembali ekonomi. Mereka meminta agar warga tetap berhati-hati dan mengikuti pedoman kesehatan yang ditetapkan pihak berwenang.
Korea Selatan melaporkan 13 kasus baru infeksi Covid-19 pada Senin (20/4), membuat total infeksi di negara tersebut menjadi 10.674. Dari jumlah itu, sebanyak 236 tewas dan 8.114 dinyatakan sembuh.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), jumlah kasus baru pada Senin menandai hari ketiga berturut-turut mereka mencatat kurang dari 20 kasus infeksi per harinya.
Otoritas kesehatan menyambut baik tren penurunan kasus, seraya tetap memperingati seluruh pihak agar tidak terlalu cepat optimistis.
"Kami dengan cermat terus berupaya memastikan tidak ada kasus infeksi yang tidak terdeteksi," jelas Kepala KCDC Jeong Eun-kyeong dalam sebuah pengarahan.
Presiden Moon Jae-in pada Minggu mengatakan, kemajuan situasi Covid-19 di Korea Selatan memberikan harapan bahwa pandemik tersebut juga dapat diatasi di negara-negara lain. (Channel News Asia, South China Morning Post, The Korea Herald, dan Yonhap)