Penasihat senior Gedung Putih yang juga menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner (39), mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin Israel sabar menunggu hingga pemilu 2 Maret sebelum membuat langkah-langkah menuju aneksasi pemukiman di Tepi Barat.
Hal itu disampaikan Kushner dalam wawancaranya dengan GZERO Media setelah Trump mengumumkan proposal perdamaian Timur Tengah pada Selasa (29/1).
Kushner sendiri berperan sebagai arsitek proposal yang dipuji oleh Israel dan ditolak oleh Palestina tersebut.
Dalam wawancara yang sama, Kushner pun menyuarakan ketidaksenangannya terhadap Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menurutnya menolak proposal tersebut bahkan sebelum dia melihatnya. Dia menyebut Palestina memainkan peran sebagai korban dan melewatkan kesempatan untuk mendirikan sebuah negara yang merdeka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyambut baik proposal AS mengatakan pada Selasa, dia akan meminta kabinetnya pekan depan untuk menyetujui penerapan hukum Israel pada pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Ini dapat menjadi langkah pertama menuju aneksasi formal pemukiman dan Lembah Yordan, wilayah yang telah diduduki Israel sejak perebutannya dalam Perang 1967.
Palestina menginginkan Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki menjadi bagian dari Negara Palestina di masa depan.
"Mari lihat saja apa yang terjadi," kata Kushner ketika ditanya tentang kemungkinan Israel akan memulai proses aneksasi paling cepat akhir pekan ini. "Harapannya adalah bahwa mereka akan menunggu sampai pemilu selesai dan kami akan bekerja sama dengan mereka untuk mencoba menghasilkan sesuatu."
Seorang pejabat senior Israel tidak memastikan apakah isu ini akan diangkat pada pertemuan kabinet, yang biasanya diadakan pada Minggu.
Pemahaman Israel, kata pejabat itu, adalah mereka dapat mendeklarasikan kedaulatan dalam dua tahap. Pertama, adalah deklarasi segera berkenaan dengan wilayah yang jelas dalam peta yang diumumkan Trump atas Tepi Barat, dan kemudian bagi wilayah yang lebih kompleks.
Namun AS, ungkap pejabat yang sama, lebih suka peta yang utuh dan final sebelum Israel mengambil tindakan.
Sementara itu, dalam wawancaranya dengan GZERO Media, Kushner juga meminta para pemimpin Palestina untuk "put up atau shut up". Dia menyatakan, lewat proposal perdamaian yang dirancangnya, Palestina memiliki peluang emas untuk membantu rakyatnya.
Presiden Abbas mencap proposal perdamaian Trump sebagai serangan terhadap hak-hak rakyat Palestina. Dia akan mempersoalkan proposal tersebut ke DK PBB dalam dua minggu ke depan.
Proposal Perdamaian AS menggambarkan solusi dua negara dengan Israel dan Palestina hidup berdampingan di masa depan, namun dengan syarat-syarat yang ketat pada Palestina. Di lain sisi, Israel diuntungkan, mendapat banyak dari apa yang telah lama mereka inginkan termasuk pengakuan atas pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan kedaulatan atas Lembah Yordan.
Sebagian besar negara di dunia menganggap pemukiman Yahudi di tanah Palestina yang diduduki sebagai pelanggaran hukum internasional. Trump telah mengubah kebijakan AS untuk tidak mengadopsi sikap tersebut.