Presiden Iran Hassan Rouhani pada Kamis (1/8) menyebut Amerika Serikat kekanak-kanakan dan bertindak karena rasa takut. Pernyataannya itu muncul setelah Washington memberlakukan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
AS pada Rabu (31/7) menjatuhkan sanksi terhadap Menlu Zarif, memblokir seluruh properti atau kepentingan yang dimilikinya di AS.
"AS berperilaku kekanak-kanakan ... Setiap hari mereka mengklaim 'Kami ingin bicara tanpa prasyarat' ... dan kemudian mereka menjatuhkan sanksi kepada menlu kami," ungkap Rouhani.
Donald Trump secara unilateral menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 pada tahun. Trump juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, mencekik perekonomian negara itu.
"Sebuah negara yang percaya diri dengan kekuatannya, sebuah negara adidaya, takut dengan wawancara yang dilakukan oleh menlu kami," kata Rouhani merujuk pada wawancara yang dilakukan Zarif dengan berbagai media ketika diplomat Iran itu melawat ke AS pada Juli.
Rouhani menambahkan, "Ketika Zarif memberikan wawancara di New York ... Mereka (AS) mengatakan bahwa Menlu Iran menyesatkan opini publik kami. Apa yang terjadi dengan klaim kebebasan, kebebasan berekspresi dan demokrasi Anda?."
"Pilar-pilar Gedung Putih dibuat gemetar oleh kata-kata dan logika seorang pria dan diplomat yang berwawasan dan rela berkorban," kata Rouhani.
Zarif pernah tinggal di AS sejak usia 17 tahun, di mana dia menempuh studi hubungan internasional di San Fransisco dan Denver. Kemudian dia menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam sebagai utusan Iran untuk PBB pada periode 2002-2007.