Sultan Abdullah, penguasa negara bagian Pahang pada Kamis (24/1), menjadi raja baru Malaysia. Pria berusia 59 tahun itu dipilih lewat sidang Majelis Raja-Raja yang beranggotakan sembilan Sultan Malaysia.
Abdullah akan mengisi kekosongan takhta setelah ditinggal raja sebelumnya, Sultan Muhammad V, yang secara mengejutkan melepas jabatannya pada awal Januari 2019.
Penobatan Abdullah dikonfirmasi oleh Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Syed Danial Syed Ahmad. Dan Abdullah akan dilantik dalam upacara tradisional pada 31 Januari.
Malaysia memiliki sistem unik untuk menentukan siapa yang akan menyandang gelar Yang di-Pertuan Agong. Menurut sistem rotasi takhta kerajaan Malaysia, penguasa sembilan negara bagian akan digilir setiap lima tahun sekali.
Sesuai dengan sistem rotasi takhta, ayah Abdullah, Sultan Ahmad Shah, adalah calon raja berikutnya. Tetapi, karena kesehatannya yang terus memburuk, Sultan Ahmad Shah turun takhta pada 15 Januari dan Abdullah dilantik untuk menggantikan ayahnya, menjadi Sultan keenam Pahang.
Abdullah dikenal aktif menjadi penasihat di dunia olahraga internasional. Dia merupakan anggota komite pengawas non-eksekutif untuk sepak bola dunia atau Dewan FIFA, presiden Federasi Hoki Asia, serta anggota dewan eksekutif Federasi Hoki Internasional.
Sebagai kepala negara, Abdullah nantinya akan mengemban tugas sebagai pemelihara Islam di Malaysia dan sebagai panglima militer.
Kekuatan konstitusionalnya akan mencakup kemampuan untuk memveto penunjukan pemegang jabatan politik utama, termasuk perdana menteri.
Raja juga memiliki wewenang untuk memberikan pengampunan penuh kepada warga negara yang dihukum di pengadilan. Langkah langka ini dilakukan Muhammad V saat dia memberi pengampunan kepada politikus senior Anwar Ibrahim.
Anwar, yang kini sedang menanti masanya menjadi perdana menteri, menjalani hukuman lima tahun penjara karena dituduh melakukan sodomi.
Najib, yang sedang menghadapi puluhan dakwaan pidana atas dugaan keterlibatannya dalam skandal keuangan 1MDB, juga memiliki kemungkinan dapat diberi pengampunan oleh kerajaan.
"Saat terjadi perubahan politik atau dalam monarki saat ini, pengampunan akan selalu jatuh di bawah kekuatan Yang di-Pertuan Agong," kata profesor ilmu politik Awang Azman Awang Pawi. "Jadi, bukan tidak mungkin untuk membayangkan bahwa ketika terjadi perubahan politik, akan ada upaya oleh orang-orang atau pihak untuk meminta pengampunan yang sama bagi Najib, seperti yang pernah diberikan kepada Anwar."
Sultan Ahmad Shah adalah salah satu dari sembilan penguasa Melayu yang mendesak pemerintah Najib untuk melakukan investigasi transparan terhadap skandal 1MDB.
Banyak yang menilai kekalahan Najib dalam pemilu tahun lalu disebabkan karena persepsi publik yang berpendapat bahwa dia memiliki andil dalam skandal 1MDB.
Terpilihnya Sultan Abdullah menjadi babak baru kerajaan Malaysia setelah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kerajaan Malaysia, yaitu mundurnya seorang raja.
Sultan Muhammad V kini telah kembali ke peran sebelumnya, yakni sebagai kepala kerajaan Kelantan. Pernikahannya dengan seorang wanita Rusia pada November 2018 diduga menjadi penyebab Sultan Muhammad V mengundurkan diri. (South China Morning Post)