Sultan Abdullah Ri'ayatuddin dari Pahang resmi dinobatkan sebagai raja baru Malaysia pada Kamis (31/1).
Dalam upacara yang sarat tradisi, Sultan Abdullah, mengenakan pakaian khas kerajaan berwarna biru muda. Dia mengucapkan sumpah jabatannya di Istana Negara, Kuala Lumpur.
Upacara itu disiarkan melalui televisi nasional dan dihadiri oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad beserta ratusan tamu lainnya.
Setelah pertemuan khusus pada pekan lalu, Majelis Raja-Raja memilih Sultan Abdullah sebagai Raja Malaysia atau yang disebut pula Yang di-Pertuan Agong.
Sebelum dinobatkan, sultan berusia 59 tahun itu disambut di Parlemen nasional dan sempat menginspeksi pasukan kerajaan.
Dalam kesempatan yang sama, Sultan Nazrin Shah dari Perak yang terpilih sebagai wakil raja turut mengucap sumpah jabatan.
Abdullah akan memerintah sebagai Yang di-Pertuan Agong selama lima tahun.
Pendahulu Abdullah, Sultan Muhammad V, turun takhta setelah baru dua tahun memerintah. Pernikahannya dengan seorang wanita Rusia pada November 2018 diduga menjadi penyebab Muhammad V mengundurkan diri.
Tidak ada alasan resmi yang diberikan atas pengunduran dirinya, tetapi langkahnya menandai untuk pertama kalinya Raja Malaysia turun takhta sebelum akhir masa jabatannya.
Malaysia merupakan monarki konstitusional dengan sistem rotasi takhta setiap lima tahun antara para sultan di sembilan negara bagian.
Sesuai dengan sistem rotasi takhta, ayah Abdullah, Sultan Ahmad Shah, adalah calon raja berikutnya. Tetapi, karena kesehatannya yang terus memburuk, Sultan Ahmad Shah turun takhta pada 15 Januari dan Abdullah dilantik untuk menggantikannya, menjadi Sultan keenam Pahang.
Raja baru Malaysia itu adalah atlet yang memegang sejumlah posisi di badan olahraga. Dia duduk di kursi dewan FIFA, presiden Asosiasi Hoki Asia, dan pernah menjadi ketua Asosiasi Sepak Bola Malaysia.
Setelah bersekolah di Malaysia, Abdullah yang merupakan mantan atlet polo ini melanjutkan pendidikannya di akademi militer Sandhurst di Inggris.
Terlepas dari peran seremonial, keluarga kerajaan Islam Malaysia sangat dihormati, terutama oleh kelompok mayoritas muslim Melayu, dan mengkritik mereka dilarang keras.
Sebagai kepala negara, Abdullah akan mengemban tugas sebagai pemelihara Islam di Malaysia dan sebagai panglima militer. (The Straits Times)