Pemimpin terlama Oman, Sultan Oman Qaboos bin Said meninggal dunia dalam usia 79 tahun pada Jumat (10/1) malam. Qaboos telah memerintah negara itu sejak mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1970, dengan bantuan Inggris, bekas kekuatan kolonial Oman.
Kini, negara tersebut memiliki pemimpin baru, Haitham bin Tariq al-Said setelah dilantik pada Sabtu pagi. Haitham merupakan sepupu Qaboos.
Haitham pernah menjabat Menteri Kebudayaan Oman sejak pertengahan 1990-an. Sebelumnya, dia juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Kepala Federasi Sepak Bola Oman pada awal 1980-an.
Haitham dilantik di hadapan keluarga kerajaan hanya beberapa jam setelah pengumuman kematian Sultan Qaboos.
"Haitham bin Tariq telah dilantik sebagai sultan baru. Setelah pertemuan keluarga kerajaan," jelas pernyataan pemerintah.
Konstitusi Oman menyebut bahwa seorang sultan harus berasal dari anggota keluarga kerajaan, beragama Islam, dewasa, serta asli keturunan Oman.
Dalam pidato pertamanya sebagai sultan, Haitham berjanji akan mempertahankan kebijakan luar negeri Oman yang menjunjung tinggi perdamaian dan menjaga hubungan persahabatan dengan semua bangsa.
"Kami akan terus mengikuti jalan yang sama yang telah dibuka oleh Sultan Qaboos. Merangkul kebijakan luar negeri dengan dasar hidup berdampingan secara damai tanpa campur tangan dalam urusan domestik negara-negara lain," tutur dia.
Dia menambahkan, Oman akan terus berkontribusi dan menyerukan solusi damai dan bersahabat untuk menyelesaikan perselisihan.
"Kami ingin mengikuti jejak Qaboos dan tetap dibimbing oleh kebijaksanaannya," ujar Sultan Haitham.
Peristiwa wafatnya Sultan Oman Qaboos bin Said mendorong pemerintah setempat mengumumkan masa berkabung resmi selama tiga hari. Bendera juga akan dikibarkan setengah tiang selama 40 hari.
Kantor berita, ONA, menggambarkan Qaboos sebagai pemimpin yang bijak, murah hati, dan dihormati dunia.
Kesehatan Qaboos diduga terus menurun sejak beberapa tahun terakhir. Dia telah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk perawatan kanker usus besar setidaknya dua kali sejak 2014.
Teranyar, pada awal Desember, dia sempat menghabiskan waktu satu pekan di Belgia untuk menjalani perawatan. (Reuters dan Al Jazeera)