Swiss setuju untuk melegalkan pernikahan sesama jenis dan hak untuk mengadopsi anak mereka. Keputusan ini muncul melalui referendum nasional dengan suara mayoritas hampir dua pertiga, Minggu (26/9).
Keputusan ini menjadikan Swiss sebagai negara terakhir di Eropa Barat yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Hasil referendum yang disampaikan kanselir federal Swiss mencatat, sebanyak 64,1% memilih mendukung pernikahan sesama jenis di bawah sistem demokrasi langsung negara tersebut.
Ada Sekitar 50.000 tanda tangan dikumpulkan untuk dibawa ke referendum. “Ini adalah hari bersejarah bagi Swiss, hari bersejarah dalam hal kesetaraan bagi pasangan sesama jenis, dan ini juga merupakan hari penting bagi seluruh komunitas LGBT,” kata Jan Muller dari komite kampanye “ya”.
Menteri Kehakiman, Karin Keller-Sutter, mengatakan pernikahan sesama jenis pertama harus dapat berlangsung mulai 1 Juli tahun depan. "Siapa pun yang saling mencintai dan ingin menikah akan dapat melakukannya, terlepas dari apakah itu dua pria, dua wanita, atau pria dan wanita. Negara tidak harus memberi tahu warga bagaimana mereka harus menjalani hidup mereka,” katanya.
Undang-Undang yang telah diamandemen akan memungkinkan pasangan sesama jenis untuk menikah dalam upacara sipil dan mengadopsi anak. Bagi pasangan lesbian yang sudah menikah juga akan memiliki akses ke donasi sperma. UU tersebut juga akan memudahkan orang asing yang menikah dengan orang Swiss untuk mendapatkan kewarganegaraan.
Di sisi lain, Monika Ruegger dari Partai Rakyat Swiss (SVP) sayap kanan dan anggota komite referendum “No to Marriage for All” mengatakan dirinya kecewa dengan hasil tersebut. “Ini bukan tentang cinta dan perasaan, ini tentang kesejahteraan anak-anak. Anak-anak dan ayah adalah pihak yang dirugikan di sini,” katanya.
Mayoritas di semua 26 negara bagian berpenduduk lebih dari delapan juta orang memilih "ya", termasuk mereka yang paling konservatif. Dukungan terkuat di Basel City sebesar 74%.