Setelah ditutup selama enam bulan terakhir, monumen ikonik yang berada di India, Taj Mahal, kembali dibuka untuk umum pada Senin (21/9).
Taj Mahal ditutup ketika India melakukan lockdown atau karantina wilayah yang ketat pada Maret demi mencegah penyebaran Covid-19 secara meluas. Kini, otoritas setempat hanya akan mengizinkan 5.000 pengunjung per harinya dan memberlakukan protokol kesehatan ketat di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di India.
Taj Mahal merupakan salah satu tempat wisata terkemuka di dunia yang menarik lebih 70.000 orang setiap harinya sebelum pandemik. Mausoleum marmer putih yang berdiri sejak abad ke-17 itu dibangun oleh Mughal Shah Jahan untuk mengenang ratunya, Mumtaz Mahal.
Taj Mahal terakhir ditutup sementara pada 1978 ketika Kota Agra dilanda banjir. Sebelum itu, monumen sempat ditutup selama beberapa hari pada 1971 saat terjadi perang antara India dan Pakistan.
Media lokal menyatakan bahwa seluruh wilayah kompleks akan dibersihkan sebelum pintu dibuka untuk umum pukul 08.00. Semua pejabat yang bertugas pun wajib menggunakan masker dan pelindung wajah lainnya.
Pihak berwenang mengatakan, akan ada pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk dan pengunjung diminta menggunakan metode pembayaran digital untuk membeli tiket.
Pengunjung juga diminta untuk mematuhi aturan jarak sosial di properti tersebut. Meskipun pengunjung dapat mengambil foto selfie atau foto sendiri, foto grup tidak diperbolehkan.
India telah melaporkan lebih dari lima juta kasus Covid-19 sejauh ini. Uttar Pradesh, tempat Taj Mahal berada, menempati posisi kelima dari negara bagian yang mencatat kasus infeksi tertinggi.
Taj Mahal dikelilingi oleh taman di mana pengunjung umumnya menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Namun, mausoleum itu sendiri merupakan ruang tertutup, nyaris tanpa ventilasi, sehingga rentan terhadap penularan Covid-19. (BBC)