close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Polisi terlihat setelah sebuah penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3). Antara Foto/Reuters/Piroschka van de Wouw/cfo
icon caption
Polisi terlihat setelah sebuah penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3). Antara Foto/Reuters/Piroschka van de Wouw/cfo
Dunia
Selasa, 19 Maret 2019 00:05

Tak ada WNI korban penembakan Utrecht, KBRI imbau waspada

Aksi penembakan di dalam trem di Utrecht, Belanda, yang menewaskan 1 orang dipastikan tidak ada korban Warga Negara Indonesia (WNI).
swipe

Aksi penembakan di dalam trem di Utrecht, Belanda, yang menewaskan 1 orang dipastikan tidak ada korban Warga Negara Indonesia (WNI).

Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja menyatakan sejauh ini tidak ada WNI menjadi korban peristiwa penembakan di trem di Utrecht, pada Senin (18/3).

"Sejauh ini belum ada laporan WNI menjadi korban. Kami juga bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht untuk mengumpulkan data WNI," kata Dubes Puja melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin (18/3) malam.

Insiden penembakan di trem tersebut terjadi pada pukul 10.45 pagi waktu setempat. Satu korban dilaporkan meninggal dunia, sementara jumlah korban terluka belum diketahui persis.

Pelaku berhasil melarikan diri, namun polisi menduga adanya "motif terorisme" dalam insiden ini, demikian dilaporkan BBC News.

Koordinator Antiterorisme Belanda (NCTV) Pieter-Jaap Aalbersberg mengatakan semua upaya sekarang difokuskan untuk menangkap pria bersenjata itu. Dia juga mengatakan mungkin ada lebih dari satu pelaku.

Tingkat keamanan telah dinaikkan sementara ke titik tertinggi di provinsi Utrecht.

Universitas Utrecht dilaporkan telah menutup semua gedung, tanpa ada yang diizinkan masuk atau keluar. Kereta api juga tidak diizinkan berjalan ke stasiun Utrecht Central, dan masjid-masjid di seluruh kota dilaporkan telah ditutup karena masalah keamanan.

Polisi bersenjata dilaporkan berkumpul di luar sebuah rumah di sebuah jalan dekat persimpangan 24 Oktoberplein, tempat serangan trem terjadi.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan dia "sangat prihatin" atas insiden tersebut.

PM Rutte mulai mengadakan pertemuan dengan tim krisis nasional yg terdiri dari para menteri dan kepolisian untuk membicarakan langkah-langkah penanggulan krisis ini.

Imbauan waspada

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag mengimbau seluruh WNI yang berdomisili di Belanda untuk senantiasa waspada dan selalu memantau perkembangan situasi keamanan di wilayah tempat tinggal atau kerja masing-masing, menyusul insiden penembakan di trem di Utrecht.

Dikutip dari laman resmi KBRI Den Haag, imbauan tersebut dirilis sehubungan dengan ancaman keamanan dan keselamatan terkait aksi penembakan yang terjadi di Utrecht pada pukul 10.45 pagi waktu setempat.

WNI di Belanda juga diimbau untuk menghindari kerumunan massa dan dan daerah-daerah yang menjadi konsentrasi kegiatan massa.

"Apabila tidak terdapat kepentingan, dimohon agar tidak meninggalkan rumah," demikian imbauan dari KBRI Den Haag.

WNI diharapkan tetap mematuhi hukum yang berlaku dan instruksi aparat keamanan setempat.

KBRI Den Haag menyediakan saluran telepon darurat di nomor +31 6 28860509 dan alamat surat elektronik [email protected] untuk WNI yang ingin melaporkan sesuatu.

Kepolisian Belanda telah mengeluarkan foto terduga pelaku yang saat ini masih dalam pengejaran.

Terduga pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Gokman Tanis (37), seorang pria kelahiran Turki. Masyarakat setempat diminta melaporkan jika mengetahui keberadaan pria itu. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan