close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Hari-hari di Kabul setelah Taliban mengambil alih. foto  Yenisafak
icon caption
Hari-hari di Kabul setelah Taliban mengambil alih. foto Yenisafak
Dunia
Sabtu, 21 Agustus 2021 13:56

Taliban: China dapat memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan

Shaheen mencatat bahwa kemajuan Taliban mewakili pemberontakan publik terhadap pemerintahan yang dipaksakan.
swipe

China dapat memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan. Yang bicara ini adalah juru bicara Taliban, Suhail Shaheen.

Suhail Shaheen menekankan pentingnya proses pembangunan kembali dan mengatakan China adalah negara besar dengan ekonomi dan kapasitas raksasa.

"China adalah negara besar dengan ekonomi dan kapasitas yang besar - saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan," kata Shaheen kepada televisi CGTN dalam sebuah wawancara Kamis malam.

Menyatakan bahwa kelompok tersebut membutuhkan dukungan dari semua negara, Shaheen mendorong negara-negara tetangga, negara lain di kawasan dan dunia untuk mengambil bagian dalam membangun kembali Afghanistan.

Dia menggarisbawahi keinginan publik Afghanistan harus dihormati dan mendesak masyarakat internasional untuk secara resmi mengakui Taliban.

Shaheen mencatat bahwa kemajuan Taliban mewakili pemberontakan publik terhadap pemerintahan yang dipaksakan dan mengatakan penguasaan cepat kelompok itu atas negara itu melegitimasi pengambilalihan pemerintahan.

Menolak kekhawatiran tentang kebebasan perempuan di bawah pemerintahan Taliban, Shaheen mengklaim bahwa kelompok itu akan mempertahankan hak perempuan untuk pendidikan dan pekerjaan.

Dia juga meminta lembaga ekonomi dan moneter internasional untuk menyediakan dana bagi pemerintahan baru.

Juru bicara Taliban mengatakan Afghanistan tidak akan digunakan terhadap negara-negara di kawasan itu untuk tujuan ofensif karena tidak akan melayani kepentingan mereka.

Taliban menguasai Afghanistan setelah merebut Kabul pada 15 Agustus, memaksa presiden dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu.

Perebutan kekuasaan yang tak terduga memicu serbuan untuk melarikan diri dari Afghanistan, termasuk warga sipil yang membantu tentara atau kelompok asing dan sekarang takut akan pembalasan Taliban. (Sumber: Yenisafak)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan