Jepang merilis travel advisory bagi warganya yang mengunjungi Korea Selatan menjelang peringatan penting. Mereka diminta untuk berhati-hati perihal keamanan menyusul memburuknya kedua tetangga.
Korea Selatan menjadikan 14 Agustus sebagai peringatan bagi para gadis dan perempuan yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil Jepang. Adapun 15 Agustus diperingati sebagai hari pembebasan nasional dari Jepang.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyarankan warganya di Korea Selatan untuk berhati-hati dan menghindari daerah di mana protes dan pertemuan terkait Jepang diperkirakan akan berlangsung pada Rabu dan Kamis.
Pada awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri juga telah merilis travel advisory serupa menyusul protes yang diperkirakan berlangsung di dekat kedutaan atau konsulat Jepang di Korea Selatan.
Hubungan antara kedua negara memburuk sejak Mahkamah Agung Korea Selatan tahun lalu memutuskan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang harus memberi kompensasi bagi warga Korea Selatan yang menjadi pekerja paksa selama Perang Dunia II.
Versi Jepang, persoalan kompensasi telah selesai di bawah perjanjian yang diteken pada 22 Juni 1965, yang juga menjadi dasar relasi diplomatik kedua negara.
Jepang membalas keputusan itu dengan mengumumkan pemberlakuan kontrol atas ekspor tiga bahan berteknologi tinggi ke Korea Selatan dan menghapus Seoul dari daftar negara-negara yang menikmati kontrol ekspor minimum atau daftar putih.
Korea Selatan pun tidak tinggal diam. Pada Senin (12/8), Korea Selatan mengatakan menyingkirkan Jepang dari daftar mitra dagang tepercaya.
Sementara itu, Kyodo News pada Rabu (14/8) melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Jepang dan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan akan bertatap muka dalam pekan ini untuk membahas isu pekerja paksa Perang Dunia II.
"Takeo Akiba, Wakil Menlu Jepang, dan Cho Se-young, Wakil Menlu Pertama Korea Selatan, kemungkinan akan bertemu di Guam sekitar 16-17 Agustus," sebut Kyodo mengutip sumber yang tidak disebutkan identitasnya.