close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Massa menyusul tewasnya anak berusia 5 tahun yang ditembak aparat di Buea, Kamerun, pada Kamis (14/10/2021) waktu setempat. REUTERS/Eyong Blaise
icon caption
Massa menyusul tewasnya anak berusia 5 tahun yang ditembak aparat di Buea, Kamerun, pada Kamis (14/10/2021) waktu setempat. REUTERS/Eyong Blaise
Dunia
Jumat, 15 Oktober 2021 10:11

Tembak anak 5 tahun, polisi di Kamerun tewas dihakimi warga

Aparat berwenang kini tengah menyelidiki kedua insiden tersebut.
swipe

Massa menghakimi seorang perwira polisi militer setelah membunuh seorang gadis berusia lima tahun ketika menembaki sebuah mobil di pos pemeriksaan di Buea, Kamerun, pada Kamis (14/10) waktu setempat.

Kematian gadis tersebut memicu protes. Para demonstran pun menggiring pelaku penembakan ke kantor gubernur regional. Tembakan sporadis juga meletus di kota, meskipun tidak jelas siapa pelakunya.

Pejuang separatis yang marah karena dianggap terpinggirkan oleh mayoritas warga Kamerun yang berbahasa Prancis telah memerangi pasukan pemerintah di dua wilayah berbahasa Inggris selama hampir lima tahun, dalam upaya untuk membentuk negara bagian yang memisahkan diri dengan sebutan Ambazonia.

Lebih dari 3.000 orang tewas dan hampir 1 juta warga mengungsi. Kedua pihak dituduh melakukan kekejaman.

Kementerian Pertahanan Kamerun mengatakan, insiden bermula ketika pengemudi mobil menolak berhenti di pos pemeriksaan. Lalu berupa kabur dari petugas yang memintanya berhenti. 

"Dalam reaksi yang tidak pantas, tidak sesuai dengan keadaan dan jelas tidak proporsional dengan perilaku tidak sopan pengemudi, salah satu polisi melepaskan tembakan peringatan untuk melumpuhkan kendaraan," kata pernyataan itu.

"Dalam prosesnya, Caro Louise Ndialle kecil, seorang murid muda berusia sekitar 5 tahun, yang berada di dalam kendaraan tersebut, mendapatkan tembakan di kepalanya dan seketika menghembuksan napasnya saat itu juga," sambungnya.

Massa lalu berkerumun dan menyerang polisi hingga tewas. Kemhan Kamerun menegaskan, pihak berwajib sedang melakukan penyelidikan atas dua insiden tersebut.

Ratusan warga turun ke jalan di Buea, beberapa di antaranya memegang dahan pohon sebagai tanda perdamaian. Sejumlah warga mengatakan, insiden itu adalah bagian dari pola pasukan keamanan yang dimiliterisasi secara ketat untuk melecehkan penduduk setempat.

"Yang mereka lakukan hanyalah mengintimidasi orang. Jika Anda memiliki kartu identitas, itu masalah. Jika Anda tidak memiliki kartu identitas, itu masalah," kata seorang pengunjuk rasa yang menolak menyebutkan namanya karena alasan keamanan. (Reuters)

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Tag Terkait

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan