Sebuah drone milik militer Amerika Serikat ditembak jatuh oleh rudal kendali darat ke udara Iran saat berada di wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz. Demikian disampaikan para pejabat AS.
Pernyataan tersebut muncul setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan telah menembak jatuh pesawat tanpa awak di atas wilayah udara Iran, dekat Kuhmobarak di Provinsi Hormozgan di bagian selatan negara itu.
"IRGC menjelaskan insiden penembakan terjadi pada Kamis dini hari setelah melanggar wilayah udara Iran," sebut kantor berita Iran, IRNA.
Dalam pidato yang disiarkan langsung televisi pemerintah, Komandan IRGC Mayjen Hossein Salami memperingatkan AS bahwa mereka perlu menghormati integritas teritorial dan keamanan nasional Iran.
"Ditembak jatuhnya pesawat tanpa awak ini adalah pesan yang jelas bagi AS ... Perbatasan kami adalah garis merah dan kami akan bereaksi keras terhadap segala agresi," tegas Salami.
Dia menambahkan, "Iran tidak ingin berperang dengan negara mana pun, tapi kami sepenuhnya siap membela diri."
IRGC mengidentifikasi drone tersebut berjenis RQ-4 Global Hawk, tetapi seorang pejabat militer AS mengatakan kepada Reuters bahwa jenisnya adalah MQ-4C Triton.
Peristiwa ini terjadi di tengah eskalasi ketegangan antara AS dan Iran.
Pada Senin (17/6), Kementerian Pertahanan AS mengatakan, pihaknya akan mengerahkan 1.000 pasukan tambahan ke Timur Tengah sebagai respons perilaku bermusuhan oleh Iran.
AS menuduh Iran menyerang dua tanker minyak dengan ranjau pada Kamis lalu di luar Selat Hormuz, di Teluk Oman. Namun, tuduhan tersebut dibantah keras Negeri Para Mullah.
Ketegangan makin menjadi setelah pada Senin Iran mengatakan, pekan depan, persediaan uranium tingkat rendahnya yang diperkaya akan melampaui batas yang disepakati di bawah kesepakatan nuklir 2015.
Iran meningkatkan produksinya sebagai respons atas pengetatan sanksi ekonomi dari AS, yang secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun lalu.