India, pada Rabu (27), menembak jatuh satelit yang mengorbit rendah lewat uji coba rudal. Itu menjadikan India salah satu negara digdaya di bidang angkasa luar.
Kabar ini disampaikan oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
India menjadi negara keempat setelah Amerika Serikat, Rusia, dan China untuk mencapai prestasi tersebut.
"Ini adalah momen yang membanggakan bagi India," kata PM Modi dalam pidato nasional pertamanya di televisi sejak akhir 2016. "India telah mendaftarkan namanya dalam daftar negara adidaya angkasa luar. Hingga saat ini, hanya tiga negara yang mencapai prestasi ini."
PM Modi melanjutkan, "Sebuah rudal yang ditembakkan dari fasilitas pengujian di Orissa, India timur, menjatuhkan langsung satelit di orbit dengan ketinggian sekitar 300 km lewat sebuah operasi yang sulit, yang berlangsung sekitar tiga menit."
Peristiwa ini terjadi satu bulan setelah jet tempur India dan Pakistan terlibat dalam pertempuran udara di perbatasan yang disengketakan di Kashmir, menandai eskalasi militer yang serius di antara dua tetangga berkekuatan nuklir.
Sebuah jet India ditembak jatuh dan seorang pilot ditangkap oleh Pakistan. Merespons serbuan Negeri Hindustan, Pakistan telah melancarkan serangan udara balasan setelah pesawat India mengebom wilayah Pakistan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
PM Modi mengatakan uji coba rudal terhadap satelit itu bertujuan damai dan tidak dirancang untuk menciptakan atmosfer perang.
"Saya ingin meyakinkan komunitas dunia bahwa kemampuan baru itu tidak untuk melawan siapapun. Ini untuk mengamankan dan mempertahankan India yang tumbuh cepat," kata PM Modi.
AS dan Rusia melakukan uji coba rudal antisatelit pertama yang berhasil pada 1985, dan China melakukannya pada 2007.
Dengan keberadaan satelit yang semakin penting menyusul peran mereka dalam pengumpulan data intelijen dan negara-negara besar yang berusaha mendapat pijakan di angkasa luar, AS pada 2014 menolak proposal Rusia-China untuk melarang senjata di angkasa luar dengan mengatakan bahwa dasar pakta itu cacat karena kurangnya langkah-langkah verifikasi senjata.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pengumuman Modi, kementerian luar negeri mengatakan India tidak berniat memasuki perlombaan senjata di angkasa luar.
"Kami selalu berpendapat bahwa angkasa luar harus digunakan hanya untuk tujuan damai," ungkap Kementerian Luar Negeri India.
PM Modi mengatakan uji coba itu tidak melanggar perjanjian internasional apapun dan dilakukan demi kemajuan serta keselamatan 1,3 miliar rakyat India.
Pengumuman ini datang jelang pemilu nasional dan PM Modi tengah mengincar masa jabatan keduanya.
Pemungutan suara akan dimulai pada 11 April dan berjalan selama hampir enam minggu, dengan nyaris 900 juta orang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilu terbesar di dunia.
Partai oposisi utama Kongres pimpinan Rahul Gandhi, rival utama Modi, memberi selamat kepada para ilmuwan atas pencapaian inovatif mereka. (South China Morning Post)